Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dampak PPKM Darurat sangat terasa di kalangan pedagang pasar tradisional. Bahkan efeknya kali ini disebut lebih parah dari PSBB tahun lalu mulai dari pembatasan jam operasional, menurunnya tingkat kunjungan hingga tak ada bantuan dari pemerintah.
Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran mengungkapkan, periode PPKM Darurat kali ini mencatat rekor di mana banyak pedagang yang bangkrut dan menjual asetnya untuk membayar utang.
"Bukannya ada (pedagang yang bangkrut) banyak banget. Itu teman yang grosir di Cipulir, Tanah Abang sudah beberapa yang menjual asetnya dan pulang kampung untuk bayar utang daripada dia nggak bayar. Utang kan dibawa mati, lebih baik dia jual asetnya murah yang penting bisa bayar utang terus pulang kampung. Banyak yang terjadi itu," kata Ngadiran saat dihubungi detikcom, Senin (19/7/2021).
Dia mengatakan, di masa PPKM Darurat pasar tradisional buka sampai pukul 13.00 WIB dan yang diperbolehkan membuka lapaknya hanya pedagang bahan makanan dan obat-obatan saja. Tak sedikit, pihaknya mencatat pedagang kecil seperti mainan, aksesoris, pakaian yang tutup sementara.
"Jadi makin berat kondisinya dibanding dengan PSBB. Kalau PSBB itu kan masih sebagian dibuka kemudian jam buka sampai jam 17.00 WIB. Sekarang kan jam 13.00 WIB. Oke kita dukung (PPKM Darurat) tapi makan kita dapat dari mana?" ujarnya.
Selain itu, para pedagang pun dikenai beban untuk tetap memberikan retribusi setiap bulan tanpa keringanan. "Teman-teman teriak, punya tunggakan sekian kalau jatuh tempo nggak dibayar disegel. Kan tidak manusiawi," sambungnya.
Dia berharap pemerintah lebih memperhatikan para pedagang kecil di pasar. Beberapa kali sudah mengajukan bantuan kepada pemerintah, namun bantuan tersebut tak kunjung diterima.(dtf)