Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggagas penggunaan umbi porang sebagai pengganti nasi dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Gagasan Futuristik Kontekstual (GFK).
Ide tersebut lolos pada tahap pendanaan oleh Ditjen Dikti pada Mei lalu. Salah satu anggota tim, Chrisna Chandra Eka Iriawan, mengungkapkan bahwa ide tersebut muncul karena lahan dan sumber makanan akan semakin berkurang jika populasi penduduk makin bertambah kedepannya.
"Tim kami akhirnya menemukan pengganti padi yang ideal yaitu beras analog yang berasal dari umbi porang. Umbi jenis ini sangat mudah ditanam dan dilestarikan," ungkapnya.
Kelebihan Umbi Porang
Menurutnya, umbi porang sebagai bahan makanan juga tidak memakan banyak tempat, jadi tidak akan sulit untuk dibudidayakan.
Di masa depan, Chandra dan kawan-kawan memiliki harapan bahwa pemanfaatan umbi porang sebagai pengganti padi ini dapat diterapkan.
"Jika ledakan penduduk terjadi, kemungkinan kurangnya sumber pangan dapat ditekan. Selain itu ia juga berharap, produk video ini akan menjadi batu loncatan timnya untuk berlanjut ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)," paparnya.
Sosialisasi Melalui Film
Dalam sosialisasi ide ini kepada masyarakat, mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) tersebut juga menjelaskan bahwa hasil akhir dari PKM-GFK yang dikerjakannya adalah sebuah video.
"Dalam mengedukasi masyarakat terkait umbi porong, kami menggunakan sarana film fiksi. Proses syuting tidak mengalami banyak kendala karena saya pribadi telah beberapa kali membuat film dokumenter," tambahnya.
Tim mahasiswa UMM telah merampungkan proses syuting pada 25 Juni lalu. Selanjutnya mereka berencana merampungkan tahap editing pada awal Agustus nanti, sehingga bisa segera disosialisasikan kepada khalayak luas.
Terkait beberapa kendala disebutkan mahasiswa asal Sorong Papua tersebut hanya ada masalah-masalah kecil seperti menyamakan waktu luang antara talent dan kru yang bertugas.
"Hal terpenting menurut saya adalah bagaimana pesan yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat bisa terlaksana melalui film fiksi ini," tutupnya.
Sebelumnya, dalam menggarap projek ini, Chandra tidak sendiri. Ada tiga teman lainnya sesama mahasiswa UMM yakni Audy Rika Putri, della Putri Cahyani, dan Dewi Rahma Musyarofah yang juga berada dalam tim.(dte)