Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat.Saat ini, produksi buah tahunan (musiman) sedang membanjiri pasar, karena memang sedang bulannya musim. Seperti durian, rambutan, manggis, lansat dan mangga. Meski demikian, pepaya california masih diminati pembeli.
Harganya pun di tingkat petani masih stabil di angka Rp 3.000 - Rp 3.400/kg. Untuk harga eceran tergantung selera penjual, karena pepaya memang dicari pembeli.
Buah pepaya dibutuhkan tubuh manusia, karena nilai gizi seperti kalsium 2 kali dari apel, vitamin C 13 kali dari semangka, 7 kali dari apel, 7 kali dari pisang dan 1,3 kali dari nanas. Juga mengandung vitamin A, K, lekopen B-karoten, lutein dan
zeaxanthin.
Pohon pepaya dapat dibudidayakan dengan suhu/iklim panas dan sedang. Seperti pepaya california yang ditanam Adi, di kawasan Paluh Cingam Dusun Paluh Baru, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat, yang merupakan daerah pesisir pinggir sungai air laut pasang surut, beriklim panas.
"Yah, tanaman pepaya california ini sudah lebih dari setahun, lumayan pertumbuhannya. Buahnya manis tanpa ditabur pupuk KCL. Karena tanaman jeruk sudah bermatian, maka saya sisip dengan pepaya, dan campur kelapa hibrida," sebut Adi, Senin (9/8/2021).
Dijelaskan Adi, lahan seluas 0,5 hektar (12 rantai) yang ia miliki, semula ditanamnya jeruk manis tumpang sari dengan palawija seperti cabai. Karena usia jeruk tidak bertahan lama, hanya 8 -10 tahun, makan digantikannya sengan tanan pepaya california.
"Jeruk sudah bermatian satu demi satu, maka saya ganti dengan kelapa hibrida. Tetapi kelapa baru berbuah kan 2,5 - 3 tahun, atau diproduksi niranya, jadi sambil menunggu hasil dari pohon kelapa, saya buat tumpang sari pepaya california, usia tanam 7 - 9 bulan pepaya sudah panen," jelasnya.