Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Deli Serdang. Kisah memilukan dialami Edy Syahputra. Berbagai cobaan bertubi-tubi terus menimpanya, dimulai dari usia 2 bulan, ia mengalami step (kejang-kejang) dan sering terjatuh dari ayunan hingga mengakibatkan kedua kaki lumpuh serta tak bisa berbicara sampai sekarang.
Kenyataan pahit dialami Edy Syahputra kian bertambah, di mana ayah kandungnya, Agus Sapa Lubis tak bisa bicara (tunawicara) sejak lahir. Meski demikian, pria penyandang disabilitas sejak lahir warga Dusun III, Desa Masjid, Kecamatan Batangkuis, Kabupaten Deli Serdang ini tetap bersemangat jalani kehidupan.
Meski dalam keterbatasan fisik dan mental, Edy Syahputra selalu ceria bermain dengan teman-teman sebayanya. Raut wajahnya berubah menjadi girang saat disambangi Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Deli Serdang, Junaidi Malik, Jumat (10/9/2021).
Kedatangan Junaidi Malik berawal dari video rekaman Edy Syahputra yang dikirim oleh kadus setempat. Dari situlah, aktivis anak ini tergugah hati dengan kemudian menyambangi rumah sederhana.
Assalamualaikum, diucapkan Junaidi Malik di depan rumah. Dari dalam, pintu dibuka oleh seorang wanita bernama Sabriah merupakan ibu kandung Edy Syahputra.
Di hadapan Sabriah dan Edy Syahputra, Junaidi Malik memberikan bantuan sembako. "Dia (Edy Syahputra) adalah karunia dari Allah SWT. Ibu jaga baik-baik, ya. Rawatlah ia dengan hati tulus dan ikhlas," ujar Junaidi Malik dengan wajah berkaca-kaca.
Sabriah, ibu kandung Edy Syahputra tak bisa berkata banyak, hanya bisa mengucapkan terimakasih kepada LPA Deli Serdang. "Saya ucapkan terimakasih atas batuan berupa sembako," papar Sabariah sambil meneteskan air mata jatuh dari sudut matanya.
Sabariah mengisahkan, Edy Syahputra mengalami keterbatasan fisik dan mental sudah 17 tahun seusai usianya. "Suamiku bekerja serabutan. Kalau saya hanya ibu rumah tangga. Anak kami ini sudah dibawa berobat ke mana-mana, namun tetap saja tidak ada perubahan," kisah Sabriah.
Sabriah mengaku, mendapatkan bantuan dari pemerintah, tapi dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari.
"Tahun lalu dapat PKH, di tahun ini tidak ada. Begitu pun disyukuri saja. Di balik keterbatasannya, anaku ini ingin sekali bersekolah seperti teman-teman lain. Tapi apalah daya, keadaan ekonomi yang jadi salah satu kendala. Namun, saya bersyukur diberikan anak seperti Edy Syahputra," pungkas Sabriah dengan nada terbata-bata.