Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) yang pagelaran puncaknya berlangsung di SMP N 1 Harian Boho, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara (Sumut) pada 26 Oktober 2021, berlangsung sukses. Sebanyak 30 komposer asal Sumut yang mewakili 4 puak yang ada di Kawasan Danau Toba (KDT) tampil memeriahkan LTTMF ini.
Komposisi keempat puak yang ditampilkan itu yakni, Puak Toba, Puak Karo, Puak Simalungun dan Puak Pak-pak. Masing-masing perwakilan puak membawa pertunjukan musik tradisinya yang dipadukan dalam satu karya. Penciptaan karya ini dipandu oleh kurator LTTMF Hendrik Parangin-angin yang didampingi Taufik Adam.
Kemeriahan LTTMF itupun turut dirasakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim yang hadir di acara itu. Nadiem mengaku baru kali ini ia sangat menikmati sajian musik tradisi itu yang ditampilkan di gawean yang diprakarsai kawula muda itu. LTTMF ini sendiri digagas oleh Rumah Karya Indonesia dan didukung penuh oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru serta Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.
"Komposer dari 4 puak itu membawa 4 jenis musik tradisi disuguhkan dalam satu reportoar yang sangat harmonis dan hikmat. Lebih menariknya lagi, penciptaan musik ini hanya dilakukan dalam kurun waktu yang singkat dalam workshop penciptaan musik tradisi. Minat belajar dan penyesuaian para komposer ini bisa dipandang sebagai keterbukaan atas penciptaan musik tradisi itu sendiri," jelas Ketua Panitia LTTMF, Ojax Manalu kepada media, Rabu (3/11/2021)
Tidak hanya itu, karya bersama itu juga didukung 60 pemuda-pemudi sanggar dan 4 SMK kesenian di Sumatera Utara, yaitu SMK Maranatha Sidikalang, SMKN 1 Raya, SMK 11 Medan, dan SMK N 1 Brastagi. 60 pemuda pemudi dari sanggar se-kawasan Danau Toba ini juga mewakili 4 puak yang ada di Danau Toba. Mereka menciptakan reportoar dari masing-masing alat musik tradisi per puak.
"Mereka juga turut menciptakan musik madley lagu tradisi Indonesia seperti Ampar-Ampar Pisang, Yamko Rambe Yamko dan lain sebagainya. Karya yang bertajuk 'Eta Margondang' ini ditata oleh komposer musik muda berbakat Martahan Sitohang dan Brevin Tarigan. Sedangkan konduktor penciptaan karya ini oleh musisi yang juga masih muda Ramanta Alkaro Sinulingga seorang Mahasiswa Seni Musik Unimed," kata Ojax.
Hal lain, yang tak kalah pentingnya, sambung Ojax, LTTMF ini juga turut memproduksi 12 musik tradisi mewakili 4 puak di KDT yang digarap oleh 12 kelompok musik dari dalam dan luar Sumatera Utara. Penggarapan ini tidak hanya sampai pada pengarapan musik semata, namun berlanjut sampai penggarapan video musik yang turut mempromosikan 16 titik geosite di KDT.