Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Rantauprapat. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadisdagprin) Labuhanbatu, Chairuddin Nasution, mendapat kritikan tajam dari pemerhati masalah sosial di Labuhanbatu. Pasalnya pernyataan Chairuddin terkait niatnya memajukan Pasar Glugur Rantauprapat, dinilai merupakan kebohongan publik.
"Selama ini dia kemana saja. Sudah hampir 2 tahun lo, dia jadi Kadis Perindag, kok gak pernah dilakukannya, apa yang diomongkannya itu. Malah kita bisa lihat sendiri betapa semerawut nya pasar Glugur itu saat ini," kata Direktur Eksekutif Lentera Rakyat Institut, Nelson Binhari Manalu kepada medanbisnisdaily.com, Senin (15/11/2021).
Nelson mengatakan Chairuddin seharusnya tidak sesumbar mengucapkan janji-janji muluk, disaat adanya pemerintahan Bupati baru seperti saat ini. Karena janjinya itu terkesan hanya merupakan upaya untuk mempertahankan jabatan.
Nelson menilai Chairuddin seharusnya malu mengeluarkan pernyataan yang akan membuat pasar Glugur menjadi bersih dan nyaman layaknya dua pusat perbelanjaan modern yang ada di Rantauprapat. Pasalnya selama hampir 2 tahun terakhir, dia terbukti tidak berbuat apa-apa terhadap pengelolaan pasar Glugur.
"Seharusnya jika dia merasa masih pantas, prestasi dong yang ditunjukkan nya. Berapa PAD yang disumbangkan misalnya, atau apa inovasi yang sudah dilakukannya. Ini eh malah berjanji muluk jika diberi dana besar. Tanpa itu tidak maju. Memalukan kayak gitu," kecam Nelson.
"Seharusnya jika dia visioner, tanpa dana pun seharusnya bisa dibuatnya maju itu. Wong, sudah jelas kok, pengunjungnya selalu ramai. Jika diatur dengan benar pasti ada pemasukan. Itu kan artinya potensi nya memang sudah besar. Hanya perlu perencanaan yang jelas, yang benar, pasti maju. Eh ini minta dana besar pula dia. Aneh kan," sambung Nelson.
Nelson mengeluarkan kritikan pedasnya ini, setelah berita di beberapa media, memuat pernyataan Chairuddin, yang berencana akan membuat menjadikan pasar Glugur sebagai ikon belanja masyarakat Labuhanbatu.
Dihimpun dari berbagai sumber, Chairuddin memang menjanjikan bisa melakukan peremajaan terhadap Pasar Glugur. Syaratnya mendapat dukungan dari berbagai pihak termasuk dukungan pendanaan yang kuat.
“Coba saja kita bayangkan, bagaimana lokasi retail lainnya seperti Suzuya, Brastagi Supermarket menjadi serbuan warga dalam berbelanja. Mengapa kita tidak berfikir merubah ‘mind-set’ pasar Glugur menjadi tempat serupa? Kita bisa kalau kita mau,” katanya.
“Untuk mendesain dan membangun kembali wajah pasar Gelugur layaknya supermarket, tentunya butuh dana besar. Saya sudah pernah katakan hal ini di rapat bersama DPRD, bantu saya jadikan Glugur itu wah, dan bantu carikan dananya, kalau nanti saya gagal, saya siap berhenti dari pekerjaan ini,” sambungnya.
Menurut pengamatan medanbisnisdailycom, kondisi pasar Glugur saat ini, sungguh sangat menyedihkan. Kios-kios yang disediakan untuk pedagang hampir sebagian besar tidak digunakan.
Namun disisi lain, pedagang banyak yang berjualan di emperan dan badan jalan di sekitar pasar Glugur. Pedagang ini bebas berjualan di tempat yang tidak semestinya itu, karena memberi setoran kepada petugas yang berwenang di Pasar Glugur.
Akibatnya pedagang yang tertib aturan dengan menempati kios, yang artinya membayar retribusi resmi, malah kalah bersaing dengan pedagang yang memilih berdagang di emperan. Karena posisi mereka menjadi lebih dekat dengan calon pembeli. Menjadi pihak yang pertama menawarkan kepada pelanggan.
Situasi ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Dan tak pernah terlihat upaya serius pemerintah untuk mengatasinya. Dimana hampir 2 tahun belakangan ini, Chairuddin menjadi pejabat yang berwenang.