Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan sikap wasatiah Muhammadiyah pada milad ke-109. Haedar mengatakan Muhammadiyah berupaya mengembangkan sikap moderat yang berprinsip dan autentik.
Hal itu disampaikan Haedar dalam pidato di Milad ke-109 Muhammadiyah yang disiarkan secara virtual, Kamis (18/11/2021). Tema yang diangkat dalam milad kali ini adalah 'Optimis Hadapi COVID-19: Menebar Nilai Utama'.
Di awal pidatonya, Haedar berbicara mengenai sikap optimistis yang harus digelorakan dalam mengatasi masalah pandemi. Haedar menyatakan Indonesia memiliki potensi untuk bangkit dari pandemi dan menyelesaikan masalah negeri dengan nilai-nilai kecintaan dan kebersamaan.
Haedar kemudian berbicara mengenai nilai-nilai utama yang perlu dikembangkan. Salah satunya adalah nilai tengahan atau moderat.
"Moderat merupakan sinonim bahasa Arab dari taw?su?, i?tid?l, taw?zun, dan iqti??d yang sangat selaras dengan konsep keadilan, yang mengandung arti memilih posisi di tengah dan di antara titik-titik ekstrem. Moderat sering digunakan secara bergantian dengan istilah 'rata-rata', 'inti', dan 'standar,'," ujar Haedar dalam pidatonya seperti salinannya diunggah di situs Muhammadiyah.
Haedar kemudian menjelaskan mengenai pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua. Salah satunya disebutkan mengenai sikap wasatiah.
"Di dalam diktum Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua antara lain disebutkan, bahwa: 'Dengan gerakan pencerahan Muhammadiyah terus bergerak dalam mengemban misi dakwah dan tajdid untuk menghadirkan Islam sebagai ajaran yang mengembangkan sikap tengahan (wasa?iyyah), membangun perdamaian, menghargai kemajemukan, menghormati harkat martabat kemanusiaan laki-laki maupun perempuan, mencerdaskan kehidupan bangsa, menjunjung tinggi akhlak mulia, dan memajukan kehidupan umat manusia. Komitmen Muhammadiyah tersebut menunjukkan karakter gerakan Islam yang dinamis dan progresif dalam menjawab tantangan zaman, tanpa harus kehilangan identitas dan rujukan Islam yang autentik'," ujar Haedar.
Haedar juga mengatakan dalam memahami pandemi COVID-19. Muhammadiyah mengembangkan pendekatan wasatiah. Itu diwujudkan dalam mengambil langkah berdasarkan pertimbangan 'rasional ilmiah' dan 'spiritual-rohaniah'.
"Muhammadiyah berusaha mengembangkan nilai moderat atau wasa?iah yang berprinsip dan autentik, tanpa merasa paling wasa?iah, tetapi tidak pula bias wasa?iah yang atas nama moderat membenarkan 'apa saja' dan menjurus pada hal-hal yang ekstrem (guluw atau ta?arruf). Nilai wasa?iah Muhammadiyah didasarkan pada rujukan Al-Qur'an, Sunah Nabi yang maqb?lah, dan ijtihad dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani yang interkoneksi didukung khazanah ilmu dan hikmah," beber Haedar.(dtc)