Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga karet di tingkat petani Sumatra Utara (Sumut) naik ke Rp 11.500/kg dari sebelumnya Rp 10.000/kg. Sayangnya, kenaikan harga ini tidak bisa dinikmati maksimal karena produksi karet petani justru terbatas.
"Jika melihat pergerakan harga, ada kenaikan Rp 1.500/kg. Tapi karena hujan, produksinya tidak maksimal," kata petani karet di Desa Bangkelang, Kecamatan Batang Natal Madina, Berlin Batubara, Senin (17/1/2021).
Berlin mengatakan, hujan yang terus terjadi membuatnya kadang dalam seminggu hanya bisa menderes dua hari. Dan selama dua hari itu paling bisa dapat 10 kg. Jadi kadang hanya sekali dua minggu baru dijual. "Makanya kenaikan harga ini tidak bisa juga dinikmati petani," katanya.
Sementara itu, di Kecamatan Angkola Muaratais Tapanuli Selatan, harga karet di tingkat petani ke pengepul hanya berkisar Rp 8.500 hingga Rp 10.000/kg. "Sementara harga dari pengepul ke pabrik itu bisa mencapai Rp 14.000 hingga Rp 15.000/kg," kata salah seorang pengepul karet, Samsir Pulungan.
Dia menambahkan, saat ini pasokan karet dari petani mengalami kendala karena petani kesulitan menderes pohon karet karena masih musim hujan. Hal itu tentu berdampak pada pendapatan petani. Jika merujuk pada harga dan produksi yang minim, pengahasilan petani hanya berkisar Rp 210.000 hingga Rp 250.000 per minggu.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, mengatakan, kondisi kebun karet Sumut akan memasuki musim kering yang akan mempengaruhi produksi kebun karet. "Keadaan ini juga akan mempengaruhi kinerja ekspor. Diperkirakan ekspor karet masih akan stagnan," katanya.