Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga karet di tingkat petani Sumatra Utara (Sumut) kini dibanderol Rp 9.000 hingga Rp 11.000/kg, naik dari sebelumnya yang berkisar Rp 8.000 hingga Rp 10.500/kg. Salah satu faktor pendorong kenaikan harga karet adalah tanaman karet saat ini lagi trek karena sedang musim hujan.
"Sadapan pasti berkurang kalau sedang musim trek. Karena kalau sedang hujan, karetnya susah disadap dan itu yang membuat produksinya otomatis berkurang. Jadi otomatis harganya naik," kata petani karet di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Riza, kepada Medanbisnisdaily.com, Senin (15/1/2024).
Dikatakan Riza, sejak tiga pekan lalu, harga karet yang diterima petani jarang di atas Rp 10.000/kg. "Angka yang diterima lebih sering bertahan di level Rp 9.000/kg. Jadi meskipun saat ini kisaran harganya Rp 9.000 hingga Rp 11.000/kg, petani sebagian besar menerima harga Rp 9.000/kg," katanya.
Dikatakan Riza, kondisi ini membuat petani semakin pesimis jika harga karet bisa mendekati level ideal. Karena, dengan kondisi saat ini, harga yang diterima tersebut masih jauh dari level ideal menurut hitungan petani.
"Karena jika merujuk pada kondisi saat ini mulai dari kebutuhan petani, harga pupuk dan lainnya, maka harga ideal itu sudah harus di level Rp 12.000/kg. Jadi dengan harga saat ini yakni Rp 9.000/kg, masih ada perbedaan hingga Rp 3.000/kg. Tapi kalau melihat grafik harganya, belum tahu kapan bisa di level Rp 12.000/kg," katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Karet "Mbuah Page" di Kuta Jurung, Kabupaten Deli Serdang, Sungkunen Tarigan, mengatakan, harga karet di Sumut memang masih jauh di bawah level ideal. "Harganya memang bisa berbeda antar daerah di Sumut karena mungkin dipengaruhi perbedaan kualitas getahnya. Tapi secara keseluruhan, belum ada yang menerima harga di level ideal," katanya.