Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Nama Dee Lestari bersama dengan kursus penulisan bernama Kaizen Writing Workshop membawa banyak manfaat bagi mereka yang belajar menulis. Sama halnya dengan yang dirasakan Della Dartyan.
Secara khusus, pemain Arini dalam Love for Sale itu belajar dari Dee Lestari saat pandemi tahun lalu.
"Wah aku belajar dari Mbak Dee (Dee Lestari) sih gimana cara menulis cerita yang baik dan benar. Aku ikutan Kaizen Writing Workshop dan nggak nyangka kayak baru kebuka pikirannya, yang jadinya oh gini oh gitu," tutur Della Dartyan saat menyambangi kantor detikcom, belum lama ini.
Dia mengaku setelah mengikuti Kaizen Writing Workshop, pikirannya jadi terbuka. Berbagai hal yang tadinya stagnan ketika menulis cerita, jadi lancar lagi.
"Nulis yang tadinya stuck, jadi tiba-tiba lancar. Ada satu bab aku tuh yang keterusan nulisnya, panjang banget," sambung Della.
"Padahal bab satu dan kedua pendek-pendek," katanya sembari tertawa.
Della Dartyan segera menerbitkan buku perjalanan berjudul Biru Kelana yang diterbitkan oleh GagasMedia. Buku yang memuat 10 bab tentang petualangan ke berbagai daerah di Indonesia dan proses healing di alam itu rencananya rilis pada Februari 2022.
Biru Kelana merupakan buku yang juga menceritakan caranya bangkit dari keterpurukan pada 2016. Saat itu, ia merasa berada di titik terendah hidup dan bingung apa yang harus dilakukan di masa depan.
"Ini bukan (buku) tentang biografi ya. Tapi lebih sharing perjalananku tentang bagaimana aku bisa proses healing, di tahun 2016 atau 2017 orang pasti punya pengalaman dan titik terendah dalam hidup. Itu terjadi sama aku, semua hal yang terjadi dalam diriku tuh hancur," ungkap Della.
"Biru Kelana itu menceritakan gimana prose healing aku, bahwa luka yang tadinya terbuka lebar lama-lama jadi sembuh karena proses yang aku lakukan untuk diri aku sendiri. Dengan alam juga, aku bisa menemukan jati diri sendiri, aku suka banget dengan alam. Ada hal-hal magical, ketika aku pertama kalinya menyentuh puncak Gunung Merbabu, aku nggak bisa lupa yah," tukas perempuan yang menyukai buku-buku Pramoedya Ananta Toer tersebut. dtc