Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pernyataan Edy Muliadi beberapa waktu lalu soal tempat jin buang anak yang mengundang kontran di publik, kini tengah ditangani pihak yang berwajib. Namun Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, bukan masuk ke ranah substabsi persoalan kasus tempat jin buang anak itu. Ia hanya bercanda agar jin ikut dimintai keterangan dalam kasus itu.
Candaan itu disampaikannya pada pembukaan Muswil IV Liga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumut, di Hotel Grand Inna, Jalan Balai Kota, Medan, Senin (31/01/2022).
"Buang jin, seperti di tempat jin buang anak. Nanti kalau masuk sampai ke sidang, tanya sama jinnya, marah enggak jinnya," ujar Edy tertawa, yang juga diikuti tawa oleh peserta Muswil LDII.
Somasi yang lagi tren belakangan ini, termasuk soal ia yang pernah disomasi pelatih biliar dalam kasus jewer, sepertinya melekat betul di hati Edy, mantan Pangkostrad itu.
Edy mengatakan LDII menjalankan tugas seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. Saat itu, Edy meminta maaf dengan menyebut tidak ingin mengajari pengurus LDII soal Rasulullah SAW.
"Ini mohon maaf kalau saya cerita Rasulullah, bukan saya menggarami air laut, bukan saya mengajari bebek berenang," ujar mantan Pangdam I/BB itu.
Lebih lanjut ia meminta agar dirinya tidak disomasi karena menyebut bebek dalam sambutannya. Menurutnya, dirinya sama sekal tidak bermaksud menyebut pengurus LDII sebagai bebek.
"Tetapi jangan pula disomasi saya, nanti beranggapan bapak-bapak, saya anggap bebek. Karena sekarang ngomong ini susah sekali," ujar Edy.
Namun ia kembali serius. LDII sebagai mitra Pemprov Sumut, diharapkannya terus berkontribusi terhadap pembangunan Sumut. Di antaranya dalam bidang dakwah, pembangunan nilai kebangsaan dan pendidikan.
Gubernur Edy juga menyampaikan, pada saat LDII masih bernama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI), organisasi tersebut telah menjadi mitra pemerintah dalam mengisi kemerdekaan.
Untuk itu, diharapkannya agar LDII tetap netral dan berniat semata hanya untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat. "Saat itu Ia (LDII) berjalan beriring mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dengan dakwahnya," kata Edy.
Sementara itu, Ketua Umum LDII Pusat, Chriswanto Santoso, mengatakan LDII harus bermanfaat dimana tempat Ia berpijak. LDII harus dapat memberikan kontribusi langsung pada masyarakat.
Chriswanto memaparkan ada 8 program prioritas LDII. Di antaranya, program kebangsaan, yaitu menjaga stabilitas negara yang merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat.
Kemudian program keagamaan, yakni melaksanakan dakwa di tengah masyarakat, terutama dakwah bil hal atau kegiatan nyata yang dapat dilakukan untuk umat.
"Acuan kami adalah bagaimana dakwah LDII adalah dakwah bil hal, termasuk salah satunya kami membina kampung khusus penyakit kusta," kata Chriswanto.