Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Paris. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyerukan 'kebangkitan' industri nuklir di negaranya. Macron mencetuskan keinginannya membangun 14 reaktor nuklir baru untuk mendukung transisi energi Prancis dari bahan bakar fosil.
Seperti dilansir AFP, Jumat (11/2/2022), mengakui keraguan Prancis dalam melanjutkan investasi pada sektor nuklir usai bencana Fukushima di Jepang tahun 2011, Macron menyerukan pertaruhan baru yang berani pada teknologi tersebut di samping energi terbarukan.
"Kita menuju pada elektrifikasi semua sektor, cara kita melakukan manufaktur, bergerak maju," ucap Macron dalam pidatonya saat mengunjungi pusat pembangkit listrik tenaga turbin di Prancis bagian selatan, dua bulan menjelang pemilihan presiden (pilpres).
"Kita akan perlu menghasilkan lebih banyak listrik," cetusnya.
Selain menyerukan investasi baru untuk tenaga surya, angin dan hidrogen, pengumuman utama yang disampaikan Macron adalah rencana memesan enam reaktor generasi baru EPR2 dari perusahaan listrik negara, EDF, sembari meluncurkan pengkajian untuk delapan reaktor lainnya.
"Apa yang harus kita bangun sekarang adalah kebangkitan industri nuklir Prancis karena ini momen yang tepat, karena ini hal yang tepat untuk negara kita, karena semuanya ada pada tempatnya," ujarnya.
Tenaga nuklir yang berbiaya rendah telah menjadi dukungan utama untuk perekonomian Prancis sejak tahun 1970-an, namun upaya-upaya terbaru untuk membangun reaktor rancangan Prancis di wilayahnya sendiri, di Inggris dan Prancis diwarnai biaya tambahan dan penundaan.
Penentang tenaga nuklir, yang mengkhawatirkan keamanannya dan limbah radioaktif yang sangat beracun, langsung mengkritik pengumuman Macron itu.
Namun Macron berargumen bahwa energi nuklir diperlukan untuk membantu transisi ekonomi menuju masa depan rendah karbon karena energi terbarukan belum menjadi sumber energi yang bisa diandalkan, juga tidak mampu menghasilkan jumlah listrik yang diperlukan.
"Beberapa negara membuat pilihan radikal untuk beralih dari nuklir," sebut Macron, merujuk pada bencana Fukushima. "Prancis tidak mengambil keputusan ini. Kita menolak. Tapi kita tidak melakukan investasi karena kita memiliki keraguan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Macron menyebut keputusan membangun pembangkit listrik baru sebagai 'pilihan kemajuan, pilihan kepercayaan pada sains dan teknologi', dengan menegaskan bahwa regulator nuklir 'tak tertandingi' dalam sikapnya yang sangat ketat.
Macron juga mengumumkan akan berupaya memperpanjang umur pembangkit nuklir yang sudah ada di Prancis jika ditetapkan aman untuk dilakukan demikian, sembari menyatakan pendanaan 1 miliar Euro akan disediakan untuk mengembangkan reaktor kecil baru yang inovatif.
Sementara itu, terlepas apakah pengumuman itu bermakna penting, akan tergabung pada hasil pilpres pada 10 dan 24 April mendatang. Diketahui juga bahwa sebagian besar calon presiden (capres) dalam pilpres Prancis berjanji melanjutkan investasi dalam industri nuklir, kecuali capres sayap kiri Jean-Luc Melenchon dan capres Partai Hijau, Yannick Jadot.(dtc)