Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Invasi Rusia ke Ukraina mengancam industri otomotif. Diprediksi, penjualan mobil global bisa anjlok. Hal itu berdasarkan perkiraan konsultan industri otomotif J.D. Power dan LMC Automotive.
Para konsultan industri otomotif itu memperkirakan penjualan kendaraan ringan global turun 400.000 unit menjadi 85,8 juta unit tahun ini. Selain invasi Rusia ke Ukraina, faktor lain yang mempengaruhi anjloknya penjualan mobil adalah karena harga tinggi minyak dan aluminium yang dapat membuat konsumen enggan membeli mobil baru.
"Pasokan dan harga kendaraan di seluruh dunia akan berada di bawah tekanan tambahan berdasarkan tingkat keparahan dan durasi konflik di Ukraina," kata Jeff Schuster President of Americas Operations and Global Vehicle Forecasts LMC Automotive seperti dikutip Reuters.
"Kenaikan harga minyak dan aluminium kemungkinan akan mempengaruhi kemauan dan kemampuan konsumen untuk membeli kendaraan, bahkan jika persediaan meningkat. Kami telah membuat penurunan yang signifikan pada perkiraan (dampak konflik) Ukraina dan Rusia yang meningkat antara keduanya dan dampak yang terkait dengan sanksi terhadap Rusia," katanya.
Ditambah lagi, industri otomotif masih bergulat dengan krisis chip semikonduktor yang memaksa pabrikan memangkas produksi.
"Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, bersama dengan pengumuman penghentian produksi jangka pendek oleh beberapa produsen, berarti bahwa situasi persediaan agregat tidak mungkin berubah pada bulan Maret," kata Thomas King, Presiden Divisi Data dan Analitik J.D. Power.
Beberapa pabrikan seperti Volkswagen dan Renault mengumumkan rencana penutupan atau pengalihan operasi manufaktur mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Volkswagen mengatakan akan menghentikan produksi selama beberapa hari di dua pabrik Jerman setelah penundaan dalam mendapatkan suku cadang yang dibuat di Ukraina.
Renault juga mengatakan akan menangguhkan beberapa operasi di pabrik perakitan mobilnya di Rusia minggu depan karena tertundanya pasokan logistik yang disebabkan oleh kekurangan suku cadang. Renault tidak menentukan apakah rantai pasokannya telah terdampak konflik, tetapi juru bicara Renault mengatakan tindakan itu adalah konsekuensi dari perbatasan yang diperketat antara Rusia dan negara-negara tetangga. Hal itu membuat pengiriman komponen terhambat. Renault adalah salah satu perusahaan Barat yang paling terpapar dengan invasi Rusia.
"Gangguan terutama disebabkan oleh kontrol perbatasan yang lebih ketat di negara-negara transit dan kebutuhan yang dipaksakan untuk mengubah sejumlah rute logistik yang sudah ada," kata Renault Rusia.
Produsen mobil Rusia Avtovaz yang dikendalikan oleh Renault, juga mengatakan akan menangguhkan beberapa jalur perakitan di pabrik di Rusia tengah selama satu hari, pada hari Senin. Penyebabnya adalah karena kekurangan komponen elektronik global. Avtovaz juga tidak menyebutkan dampak invasi Rusia dalam pernyataannya.(dto)