Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Moskow. Arsitek reformasi ekonomi Rusia pasca-Soviet, Anatoly Chubais, berhenti dari jabatannya sebagai utusan khusus Presiden Rusia Vladimir Putin. Chubais juga dikabarkan telah meninggalkan Rusia karena keputusan invasi ke Ukraina.
Dilansir dari Reuters dan BBC, Kamis (24/3/2022), Chubais mengundurkan diri dari perannya sebagai utusan internasional untuk Putin. Chubais merupakan pejabat paling senior yang mengundurkan diri sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Laporan Rusia mengatakan dia saat ini berada di Turki bersama istrinya. Chubais diberi tugas untuk mengoordinasikan tujuan pembangunan berkelanjutan Rusia secara internasional.
Setelah perang dimulai, dia sempat mengunggah gambar tokoh oposisi yang terbunuh dalam apa yang dilihat sebagai sikap kritis. Tidak ada komentar yang menyertai foto Boris Nemtsov di Facebook pada hari peringatan pembunuhannya di depan Kremlin. Chubais juga belum memberikan komentar tentang pengunduran dirinya.
Seorang sumber mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa dia telah meninggalkan Rusia serta mengundurkan diri sebagai perwakilan khusus untuk Putin.
"Ya, Chubais telah mengundurkan diri atas keinginannya sendiri. Tetapi apakah dia telah meninggalkan (Rusia) atau tetap, itu urusan pribadinya," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Chubais sendiri sering tidak dilihat sebagai orang dalam Kremlin, meski memiliki jabatan perwakilan khusus untuk hubungan dengan organisasi internasional. Dia terkenal karena perannya yang kontroversial dalam membantu mereformasi ekonomi Rusia pada 1990-an setelah jatuhnya Uni Soviet. Rakit privatisasi di bawah Presiden Boris Yeltsin membantu menciptakan sejumlah besar oligarki yang sangat kaya.
Tokoh oposisi tidak terkesan dengan pengunduran diri Chubais. Juru bicara tokoh oposisi Alexei Navalny, Kira Yarmysh, meragukan klaim pengunduran diri itu adalah protes anti-perang. Dia menuding Chubais takut akan kulitnya sendiri dan uangnya sendiri.
Rusia telah menekan kritik terhadap invasi yang dimulai pada 24 Februari. Media Rusia yang dikelola pemerintah harus menggambarkannya sebagai 'operasi militer khusus'.(dtc)