Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisniadaily.com - Medan. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan besaran bunga acuannya di level 3,5% awalnya sempat menekan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun sejauh ini kebijakan tersebut tidak lantas membuat IHSG dalam tekanan serius. Tercatat selama perdagangan di pekan ini, IHSG masih dalam tren positif. Pada hari ini IHSG ditutup naik 0,39% di level 7.227,36.
Kinerja mata uang rupiah juga kompak dengan IHSG. Sempat berkutat dikisaran 14.360-an per dolar AS, pada hari ini kinerja mata uang rupiah diperdagangkan dikisaran 14.285 per dolar AS.
"Kinerja rupiah membaik setelah BI menetapkan besaran bunga acuannya. Secara keseluruhan pasar keuangan terlihat bergerak dalam posisi yang cenderung menguat," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (20/4/2022).
Gunawan mengatakan, rupiah dan IHSG terpantau masih di jalur hijau sekalipun BI masih bersikap dovish. Padahal ancaman inflasi di banyak negara terus berdatangan. Baik negara maju dan berkembang sejauh ini diproyeksikan masih dalam tren naik di tahun 2022. Kebaikan inflasi menggiring peluang kenaikan bunga acuan di banyak negara.
Sementara itu, BI sendiri beserta sejumlah lembaga keuangan dunia juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI menurunkan proyeksi pertumbuhan dalam rentang 4,5% hingga 5,3%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 4,7% hingga 5,5%. Namun demikian inflasi di beberapa negara maju itu naik di atas 5%. Indonesia juga memiliki peluang untuk naik di atas 3%.
Bahkan jika skenario penyesuaian harga BBM, LPG 3 kg, ditambah dengan kenaikan TDL dilakukan di tahun ini, maka inflasi nasional juga berpeluang menuju 5%. "Jadi saya sangat yakin BI tidak akan selamanya bertahan dengan menetapkan bunga acuan di kisaran 3,5%. Pasti nantinya akan tetap naik juga. Dan kinerja pasar keuangan lagi-lagi nantinya akan berpeluang dalam tekanan," kata Gunawan.