Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Serikat buruh adalah bagian tak terpisahkan dari industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sebagai salah satu industri terbesar di negara ini, serikat buruh ikut menentukan maju tidaknya industri ini. Citra perkebunan sawit suatu negara bahkan dapat dilihat dari harmonis tidaknya perusahaan sawit dengan serikat buruhnya. Karena itu, sebagai salah satu stakeholder, serikat buruh di industri kelapa sawit, tidak bisa dikesampingkan.
Demikian salah satu poin "Seminar dan Dialog Sosial Multistakeholder" yang digelar Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (DPP F Serbundo) dan OPPUK yang didukung GAPKI Pusat di Grand City Hall Medan, Selasa (5/7/2022)
"Industri kelapa sawit di Indonesia tidak main-main perannya dalam perekonomian bangsa Indonesia. Dari riset kami, kurang lebih 22 juta orang bekerja di sektor ini. Jika dihitung, pendapatan devisa dari industri sawit ditambah pendapatan pekerjanya ada putaran uang sekitar Rp 1.433 triliun per tahun, lebih dari setengah rata-rata APBN kita," kata Ketua Umum DPP F Serbundo Herwin Nasution yang menjadi salah satu narasumber seminar.
Karenanya, sambung Herwin, industri kelapa sawit harus benar-benar menjadi perhatian utama pemerintah. Salah satu bentuk perhatian itu, kata Herwin, adalah dengan memperhatikan pekerja dan serikat buruhnya.
"Maka jangan heran, industri kelapa sawit kita selalu menjadi fokus perhatian dunia. Tapi kita sendiri kurang memperhatikan itu. Masih banyak buruh kebun sawit kita yang kesejahteraannya sangat rendah. Serikat buruhnya juga sering kurang diakomodir. Padahal, serikat buruh itu salah satu fungsinya adalah untuk memediasi. Jadi jangan dianggap musuh," kata Herwin.
Hal sama ditegaskan akademisi USU Agusmidah. Menurut pengajar di Fakultas Hukum ini, seiring dengan semakin berkembangnya industri kelapa sawit di kancah internasional, peran serikat buruh akan semakin menentukan. Suara serikat buruh akan menjadi sangat didengar di dunia internasional. Untuk itu, sambung Agusmidah, serikat buruh perlu mengembangkan profesionalitas dirinya.
"Itu sudah ketentuan dunia internasional. Suatu industri yang baik juga dinilai seberapa harmonisnya dia dengan serikat buruhnya. Makanya dialog publik sangat penting dilakukan secara berkala," kata Agusmidah.
Pernyataan kedua narasumber itu diperkuat Koordinator Bidang Ketenagakerjaan GAPKI Pusat Sumarjono Saragih. Dialog, jelas Sumarjono adalah cara paling ampuh mengatasi masalah. Dia mengilustrasikan terjadinya perang Rusia dan Ukraina disebabkan karena gagalnya dialog kedua di kedua negera tersebut. Karena itu, Sumarjono mendorong pengusaha maupun serikat buruh mengedepankan dialog ketika muncul suatu persoalan.
Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Ketenagakerjaan Sumatera Utara Makmur Tinambunan menambahkan, pemerintah sebagai fasilitator sekaligus moderator pada prinsipnya menginginkan pengusaha dan pekerja industri kebun sawit dapat bersinergi dalam satu ikatan kerja yang sama-sama menguntungkan.
"Meski di lapangan tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, namun kami tak henti-hentinya mendorong agar ikatan kerja itu bisa berlangsung sebagaimana yang diinginkan. Pemerintah tidak bisa kerja sendiri, mari kita bekerjasama sehingga semua pihak merasa diuntungkan," jelasnya.