Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Inflasi Sumatra Utara (Sumut) tahun ini diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, dan berpotensi lebih tinggi dari rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya perekonomian, berlanjutnya konflik geopolitik yang mendorong kenaikan harga energi dan pangan global, kebijakan proteksionisme pangan beberapa negara di dunia serta faktor gangguan cuaca.
"Karena itu, sinergi dan koordinasi melalui forum TPID perlu diperkuat dalam rangka penyusunan formulasi kebijakan yang tepat guna mengantisipasi risiko-risiko tersebut agar tingkat inflasi di Sumut tetap terjaga," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Ibrahim, Rabu (27/7/2022).
Inflasi tahunan Sumut pada bulan Juni 2022 meningkat sebesar 5,61% (yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,18% dan berada di atas rentang target inflasi nasional 3±1%. Komoditas cabai merah menjadi faktor utama pembentukan inflasi di Sumut pada bulan Juni 2022 yang disebabkan menurunnya pasokan dari dalam dan luar Sumut sebagai dampak gangguan cuaca sehingga mendorong kenaikan harga komoditas tersebut.
Beberapa komoditas lain yang juga memiliki andil mengerek inflasi Sumut yakni minyak goreng, daging sapi, telur ayam, bawang merah, dan beras yang mencatatkan harga di atas range maupun rata-rata harga 3 tahun terakhir.
Pada bulan Juli 2022 ini, kata Ibrahim, inflasi Sumut baik secara bulanan maupun tahunan diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi masyarakat disertai upaya TPID dalam memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi serta dukungan kebijakan Pemerintah diperkirakan dapat menahan tekanan inflasi lebih lanjut.
Berbagai upaya terus dilakukan oleh KPw BI Sumut bersama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut), salah satunya melalui penyelenggaraan operasi pasar murah. "Selain itu, pengembangan serta penggunaan pupuk organik juga akan terus didorong guna menekan biaya produksi di tengah kondisi kenaikan harga pupuk dunia," kata Ibrahim.