Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kejadian unik terjadi di DPRD Sumatra Utara (Sumut), Selasa (30/8/2022). Kejadian bermula saat ratusan guru PAUD yang tergabung dalam Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himapaudi) menggelar aksi damai menyampaikan keluh kesahnya. Para guru tersebut curhat soal gajinya yang minim.
Namun saat perwakilan guru yang dipersilahkan masuk menemui pimpinan dan anggota legislator tersebut, suasana jadi mendadak terharu. Pasalnya usai mereka menyampaikan keluhan mereka, tak disangka-sangka Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani (NasDem) justru memberi kejutan kepada mereka. Rahmansyah memberi kue ulang tahun yang langsung disambut lagu ulang tahun.
"Selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita doakan untuk guru-guru PAUD," kata Rahmansyah Sibarani didampingi Rony Situmorang. Turut memberikan selamat, Harun Mustafa Nasution, Irham Buana Nasution, Ari Wibowo Hendra Cipta (PAN) dan Junius Taripar Hutabarat.
Mendapati kejutan itu, sejumlah guru PAUD terlihat terharu sembari meneteskan air mata. Mereka mengucapkan terima kasih kepada para legislator khususnya Rahmansyah Sibarani yang langsung memotong kue dan menyuapinya kepada sejumlah guru PAUD secara bergantian.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Sumut Harun Mustafa Nasution mengaku prihatin dengan kondisi guru PAUD saat ini. Sebab, sebagai pria yang lahir dari orang tua guru, dirinya sangat merasakan dampak dari tidak adanya kesejahteraan yang diberikan.
"Saya merasa apa yang dirasakan para guru PAUD. Karena, saya juga lahir dari keluarga guru, jadi saya memahami benar keluhan yang disampaikan,"kata Harun.
Sekretaris Himpaudi Sumut Aswan S Pd mengaku selama mengabdi menjadi guru PAUD, dirinya masih menerima gaji/upah senilai Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu perbulan, bahkan di bawahnya.
"Dulu sebelum punya anak, gaji saya hanya Rp 50 ribu, sekarang sudah punya anak saya 4, gaji yang sekarang Rp 300 ribu,"ungkapnya.
Sekretaris wilayah guru PAUD asal Simalungun Musriyah mengatakan aksi para guru PAUD hanya ingin keadilan. Karena, para guru PAUD tidak pernah berpikir, ketika ketulusan yang diberikan, namun hak-hak terabaikan.
"Kami dituntut untuk cantik, karena kami harus dekat dengan anak-anak. Tapi, mengapa penghasilan guru PAUD sangat tidak pantas bahkan ketika ingin membeli alat-alat kecantikan kami tidak sanggup," ketusnya.