Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Nama Gubernur Sumatera Utara, Edy Raymayadi, disebut-sebut saat puluhan warga Simalingkar A Medan aksi unjuk rasa di Kantor PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, Medan, Rabu (31/08/2022).
Saat itu warga memprotes buruknya layanan air minum yang mereka dapatkan dari PDAM Tirtanadi yang kini berubah status menjadi Perumda Tirtanadi itu, seperti dalam beberapa hari terakhir ini air kerap ngadat.
Dengan membawa berbagai peralatan dapur, massa yang kesal karena air di pemukiman mereka selalu ngadat datang dan langsung masuk ke kantor PDAM Tirtanadi tersebut.
Mereka berteriak meminta agar pemukiman mereka tidak lagi kesusahan air. "Air, air...kami butuh air," teriak pengunjuk rasa yang didominasi kaum ibu.
Unjuk rasa warga yang didominasi kaum ibu ini membuat suasana kantor PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan menjadi ramai.
Mereka memukul-mukul berbagai perkakas dapur yang mereka bawa. Tidak hanya itu, mereka bahkan membawa pakaian dalam yang menurut mereka tidak bisa dicuci akibat air yang macet.
Pengunjuk rasa mengaku gangguan atas layanan air di pemukiman mereka sudah berlangsung sekitar seminggu. Akibatnya, warga kesusahan untuk beraktivitas. "Untuk kebutuhan kamar mandi aja susah," ujar mereka.
Saat itulah nama Gubernur Edy Rahmayadi disebut-sebut. Para pengunjuk rasa menilai, buruknya layanan perusahaan yang kini berubah nama menjadi Perumda Tirtanadi itu, menunjukkan ketidakmampuan pimpinan pada perusahaan milik Pemprov Sumut tersebut.
"Pak Gubernur Edy tolong perhatiannya. Kalau tak mampu, mundur," teriak Linda, salah salah seorang pengunjuk rasa.
Aksi warga diterima oleh salah seorang pegawai dari PDAM Tirtanadi Padang Bulan, Zaman Mendrofa. Ia menjelaskan, air yang ngadat terjadi karena adanya kebocoran pipa dan saat ini upaya perbaikan masih terus dilakukan. "Kami berharap bapak ibu bersabar. Itulah kondisi yang terjadi," ungkapnya.
Namun penjelasan tersebut tidak diterima oleh pengunjuk rasa. Mereka mengaku hal tersebut hanya alasan dari buruknya kinerja PDAM Tirtanadi yang kini sudah berubah nama menjadi Perumda Tirtanadi. "Kami tidak mau pulang kalau belum ada kejelasan kapan air hidup lagi," teriak mereka.
Bahkan Pengunjuk rasa mengaku kesal dengan alasan yang kerap disampaikan pihak Perumda Tirtanadi atas ngadatnya air di pemukiman mereka. Padahal, air macet tersebut berdampak parah pada kehidupan mereka.
"Kita banyak yang tidak bisa berjualan karena air tidak ada, mau sampai kapan?. Nggak jualan kami mau makan apa," ungkap sosok yang mengaku berjualan makanan tersebut.