Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kabupaten Solok di Sumatera Barat digadang memiliki kemampuan menjadi pemasok utama kebutuhan bawang merah di Pulau Sumatera. Daerah Solok diharapkan dapat menjadi titik sentra penghasil bawang merah terbesar di Indonesia selain Brebes sekaligus pengaman stok bawang merah nasional karena tingkat produktivitas yang tinggi sepanjang tahun.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto memberikan apresiasi terhadap pertumbuhan pesat produksi bawang merah di Solok saat melakukan kunjungan kerja ke daerah tersebut pada Minggu (11/6).
"Luas tanam bawang merah Solok bertambah pesat dari semula 5.000 hektare di tahun 2016 kini mencapai 12.000 hektare. Produksi tahun 2022 lalu mencapai 188.563 ton, menembus ranking 3 Nasional setelah Brebes dan Nganjuk," ucap Prihasto dalam keterangan tertulis pada Senin (12/6/2023).
Menurut pengamatan Prihasto, lahan produksi bawang merah di Solok terutama daerah Alahan Panjang memiliki keunggulan dibanding daerah lain sehingga menjadikannya mampu berproduksi sepanjang tahun.
"Karakteristik lahan di Solok ini rata-rata berupa lahan miring dan berlereng. Tanahnya subur dan air cukup tersedia. Intensitas panas mataharinya juga cukup. Inilah di antaranya yang membuat kawasan ini cocok untuk pertumbuhan bawang merah," tambahnya.
Saat ini, Solok telah memiliki varietas yang telah terdaftar di Kementerian Pertanian bernama Solok Sumbar Sakato atau disingkat menjadi 'SS Sakato'. Varietas ini terbukti adaptif dan memiliki produktivitas yang relatif tinggi.
Sekitar 1.000 hektare bawang merah rutin dipanen setiap bulan. Diperkirakan hampir setiap tahun, Ditjen Hortikultura mengalokasikan bantuan untuk mendukung pengembangan hortikultura di Kabupaten Solok.
"Tahun 2023 ini kami alokasikan bantuan kawasan bawang merah seluas 83 hektare dan bawang putih 20 hektare. Selain itu ada pula bantuan sarana pascapanen, sarana pengolahan, prasarana pascapanen serta sarana produksi pengembangan florikultura dan durian," terang Prihasto.
Kunjungan kerja tersebut juga dihadiri oleh Bupati Solok Epyardi Asda, Kepala Dinas Pertanian Solok dan jajaran, Pengurus Asosiasi, Petani Champion serta para penangkar benih bawang merah. Epyardi mengaku bangga dengan capaian yang diraih petani bawang merah Solok.
"Solok ini punya berbagai produk pertanian terbaik. Beras terbaik dihasilkan dari Solok. Aneka sayuran untuk kebutuhan Sumatera banyak disuplai dari Solok. Saat ini bawang merah bahkan menjadi yang terbesar produksinya di Sumatera. Buah-buahan melimpah. Tanaman hias pun ada. Saya harap pemerintah pusat dan daerah harus terus hadir membersamai petani Solok," kata Epyardi.
Epyardi meminta Kementerian Pertanian dapat membantu pengelolaan lahan di Kabupaten Solok yang berpotensi besar untuk dikembangkan, terutama untuk komoditas hortikultura.
"Kami sudah desain, wilayah bagian selatan untuk sayuran, bawang merah, cabai dan bawang putih. Sedangkan ke arah utara dengan buah-buahan, seperti durian, manggis, alpukat, pisang dan buah naga," tutur Epyardi.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Solok Amri menyatakan siap bersama pemerintah mewujudkan Solok sebagai lumbung pangan Sumatera terutama bawang merah.
"Kami bertujuan menjadikan Solok sebagai Brebesnya Sumatera. Ke depannya, pasokan bawang merah Sumatera sedapat mungkin bisa dicukupi dari Solok. Kami optimis mampu," tutup Amri.(dtf)