Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Debat Kandidat Calon Ketua Umum (Caketum) BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Medan 2023-2026, digelar di Focal Point, Medan, Rabu (27/9/2023) malam. Mengusung tema "Kolaborasi Pembangunan Perekonomian Kota Medan Melalui Penguatan Usaha Mikro dan Kecil", debat dua kandidat yang merupakan kader Hipmi yakni Ryalsayah Putra dan Rahmad Paruhum Nasution diwarnai aksi adu program dan gagasan.
Ketua Umum BPC Hipmi Medan, Palacheta Subianto, kepada media sebelum debat berlangsung, menyampaikan, jika tidak ada harapan khusus pada dua kandidat pada debat kali ini. Karena kedua kandidat merupakan kader terbaik yang sudah teruji kualitasnya.
"Pada dasarnya, Hipmi saat ini hanya melanjutkan apa yang sudah dilakukan pemimpin-pemimpin sebelumnya dari ketua umum pertama sampai hari ini saya sebagai ketua umum kesembilan, dan kami bisa seperti ini berkat ide pemimpin-pemimpin sebelumnya. Saya beruntung memimpin saat ini di masa Ketum BPP Hipmi dari Medan yaitu abangda Akbar Buchari," kata Palacheta.
Dia juga berharap, gagasan dan program dari masing-masing kandidat nantinya mampu membawa Hipmi Medan lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Sementara itu, Ketua Umum BPD Hipmi Sumut, Ade Jona Prasetyo, mengungkapkan, Hipmi tercipta karena menjadi tuan rumah di negara sendiri. "Tidak ada selain persahabatan dan persaudaraan di atas Hipmi. Kekeluargaan ini jangan sampai terpecah. Hipmi sudah besar dan sudah menjadi organisasi yang sangat seksi," sebutnya.
Ade Jona juga menekankan kepada dua kandidat Caketum BPC Hipmi Kota Medan, Ryalsayah Putra dan Rahmad Paruhum Nasution, bahwa boleh saja berkontestasi tapi tujuannya adalah bertanding untuk bersanding.
"Jangan pakai cara-cara di luar Hipmi. Jangan mengintervensi yang bukan dari keluarga besar Hipmi. Kita sudah besar, kita sudah solid. Kedepannya Hipmi harus bisa berkolaborasi dengan pemerintah Kota Medan terutama untuk berkontribusi dalam menyokong ekonomi," pesannya.
Acara debat kandidat Caketum BPC Hipmi Medan juga dihadiri para senior Hipmi Medan, seperti Tengku Erry Nuradi yang merupakan Ketua Hipmi Medan periode 1998-2002 yang juga merupakan mantan Gubsu 2016-2018, selanjutnya Doddy Thahir, Ketua Umum BPC Hipmi Medan pertama periode 1992-1995 dan Hendra Arbie. Hadir juga Ketua Kadin Sumut, Firsal Ferial Mutiara yang pernah mengemban jabatan Ketua Hipmi Sumut.
Erry Nuradi, dalam sambutannya, mengakui jika menjadi ketua umum Hipmi adalah posisi yang bergengsi. Dia juga sangat bangga dengan Hipmi Medan sampai saat ini.
Ditambahkan oleh Doddy Thahir, sejatinya Hipmi terus melaju mengembangkan usaha di Kota Medan, membuat sebuah program. Dia juga meminta kepada kandidat Caketum Hipmi Medan untuk berkolaborasi mengembangkan UMKM di Kota Medan. "Pemerintah Indonesia sekarang fokus pada millenial untuk mengembangkan usaha di Indonesia," katanya.
Adapun yang menjadi panelis pada Debat Kandidat Caketum BPC Hipmi Medan adalah Ami Dilham yang merupakan Akademisi dari Universitas Sumatera Utara (USU), dan juga Yudha Johansyah, seorang pengusaha.
Debat kandidat terbagi atas 5 segmen dimana pada segmen pertama dua kandidat menyampaikan visi dan misi calon ketum yang dieksplorasi oleh panelis. Pada segmen kedua, setiap panelis memberikan satu pertanyaan kepada kedua calon seputar kolaborasi pembangunan perekonomian Kota Medan melalui penguatan usaha mikro dan kecil. Pada segmen ketiga, oleh panelis, Caketum BPC Hipmi Kota Medan diberikan tiga isu terkait kolaborasi dan UMKM.
Sedangkan segmen keempat, masing-masing calon ketua umum saling memberikan pertanyaan sesama calon sesuai tema yang sudah ditentukan. Barulah di segmen kelima, setiap Caketum BPC Hipmi Kota Medan memberikan closing statement.
Ikut berkompetisi untuk menjadi nahkoda Hipmi Kota Medan, Ryalsyah Putra, menekankan, bahwa 'goals' terbesarnya adalah membuka akses untuk meningkatkan jumlah pengusaha hingga pada akhirnya berkontribusi menyokong perekonomian Kota Medan. "Tentu di banyak sektor usaha dan semua skala usaha terutama yang kecil dan mikro. Karena jika bisa saling menopang, maka otomatis bakal tumbuh bersama dan bakal bisa bersumbangsih untuk membangun Kota Medan," katanya.
Sementara itu, Rahmad Paruhum Nasution, juga berkomitmen meningkatkan jumlah pengusaha yang ada di Kota Medan termasuk menggiring pelaku usaha kecil untuk naik kelas. Apalagi usaha mikro dan kecil masih menjadi kontributor terbesar dalam ekonomi Kota Medan. "Jadi harus bisa membuat usaha berskala kecil dan menengah naik kelas. Kita akan turun ke bawah, dan memberikan solusi jika ada masalah serta memberikan pandangan untuk terus berkembang," katanya.