Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Tahun ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) mendistribusikan bantuan paket konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) kepada 207 nelayan di Kota Sibolga.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Laode Sulaeman dalam sambutannya dibacakan, Jefri Nainggolan, bahwa program konversi BBM ke BBG ini merupaka program kemitraan antara Kementerian ESDM dengan Komisi VII DPR RI.
“Peranan energi sangat penting bagi peningkatan ekonomi dan ketahanan nasional. Maka pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan dan pengusahaannya harus dilakukan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu,” kata Jefri di acara penyerahan bantuan, di komplek wisata Pelabuhan Lama Sibolga, Rabu (22/11/2023).
Dikatakan, arah kebijakan energi nasional berpedoman pada paradigm, bahwa sumber daya energi tidak lagi dijadikan sebagai komoditas ekspor, tetapi sebagai modal pembangunan nasional. Salah satu kebijakan utamanya adalah pemanfaatan sumber daya energi dan juga aspek lingkungan dan keselamatan.
“Program konversi BBM ke BBG khususnya elpiji (LPG) untuk nelayan sasaran adalah salah satu program yang mendukung diversifikasi energi. Pemilihan LPG sebagai energi alternatif karena, sudah dikenal, kinerja mesin penggerak (motor) pada mesin pompa air menggunakan LPG relatif sama untuk motor berdaya rendah dan ramah lingkungan,” katanya.
Dijelaskan, pada periode 2016-2022, pemerintah telah mendistribusikan 115.859 paket perdana konversi BBM ke BBG. Sedangkan pada 2023 ini, rencananya akan didistribusikan lagi sebanyak 14.160 paket perdana konversi BBM ke BBG untuk nelayan di 50 kabupaten/kota.
“Program ini memberikan kemudahan akses energi, di mana nelayan diberi pilihan energi yang akan digunakan. Kami berharap, bantuan ini dimanfaatkan dan dirawat dengan baik dan tidak diperjualbelikan, karena ini bantuan pemerintah,” katanya.
Wali Kota Sibolga, Jamaluddin Pohan dalam sambutannya dibacakan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Josua Hutapea mengapresiasi Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI atas pendistribusian bantuan untuk nelayan di Kota Sibolga.
“Kami berterima kasih, karena Kota Sibolga mendapat alokasi bantuan untuk nelayan sasaran yang selama ini menggunakan perahu motor berbahan bakar minyak dikonversi ke BBG,” kata Josua.
Tujuan konversi BBM ke BBG oleh Kementerian ESDM melalui Ditjen Migas adalah membantu ekonomi masyarakat nelayan menjadi mandiri dan ramah lingkungan, serta menghemat pengeluaran biaya bahan bakar bagi nelayan.
Mengingat ketersediaan BBM jenis bensin/pertalite mulai sulit didapat di stasiun pengisian. Maka kebijakan diversifikasi energi di bidang perikanan, diharapkan nelayan dapat beralih ke gas. Program ini, tentunya sangat membantu nelayan sasaran untuk bisa terus melakukan aktivitas penangkapan ikan.
“Kita berharap nelayan penerima manfaat menggunakannya dengan baik untuk meningkatkan produksi perikanan di Kota Sibolga. Kami juga berharap, ada pengkalan khusus untuk nelayan pengguna BBG, sehingga ke depan tidak ada lagi kendala nelayan melakukan aktivitasnya,” katanya.
Plt Kadis Perikanan Ketahanan Pangan dan Pertanian (PKPP) Kota Sibolga, Anwar Sadat melaporkan, dari usulan yang telah disampaikan Pemko Sibolga kepada Kementerian ESDM, setelah diseleksi dan diverifikasi, yang memenuhi syarat ditetapkan sebanyak 207 orang nelayan.
“Paket bantuan ini di antaranya, 1 unit mesin kapal, 1 unit konverter kit, 1 set as panjang dan baling-baling, 2 tabung gas elpiji 3 kg,” kata Anwar Sadat.
Kota Sibolga dikenal sebagai salah satu sentra produksi ikan di wilayah Pantai Barat Sumatra Utara. Kegiatan usaha perikanan, merupakan sumber perekonomian utama masyarakat. Tentunya, BBM menjadi cost pengeluaran terbesar para nelayan.
Anggota Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga mengatakan, bantuan konversi BBM ke BBG yang diberikan kepada 207 nelayan di Kota Sibolga, dipastikan dapat menghemat biaya pengeluaran para nelayan.
Kalau selama ini, nelayan menggunakan BBM saat melaut bisa menghabiskan 10-15 liter atau sekitar Rp150 ribu, maka dengan menggunakan konversi kit LPG, cukup satu tabung seharga Rp 20 ribu. Dengan demikian, nelayan bisa menghemat hingga Rp130 ribu.
“Yang utama itu bagaimana kesejahteraan nelayan kita. Nelayan bisa berhemat, sehingga dananya bisa dialokasikan untuk biaya pendidikan anak-anak, seperti kebutuhan buku seragam dan lainnya,” kata Lamhot Sinaga.
Dia menjelaskan, peralatan konversi BBM ke BBG dijamin ramah lingkungan. Diakui jumlah bantuan yang didistribusikan saat ini masih kurang.
“Dari laporan yang kita terima, lebih dari 300 orang nelayan lagi belum mendapatkan bantuan. Ini nanti yang kami perjuangan di tahun yang akan datang,” katanya.
Pimpinan DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori mengapresiasi perjuangan anggota DPR RI, Lamhot Sinaga atas bantuan yang disampaikan Kementerian ESDM untuk nelayan di Kota Sibolga.
“Kami menyambut baik komitmen Bang Lamhot Sinaga untuk memperjuangkan kebahagiaan nelayan. Persoalan utama nelayan adalah soal memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan. Hal seperti ini, perlu kita lanjutkan agar ke depan bantuan fasilitas nelayan dapat berkesinambungan,” kata Jamil.