Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua BEM KM UGM, Gielbran Muhammad Noor, mengkritik Presiden Jokowi sebagai penguasa yang culas. Gielbran juga menilai dalam politik Jawa kekuasaan adalah nomor satu. Pernyataan itu tersebar dalam video yang viral dalam beberapa hari ini.
Jubir TKD Prabowo-Gibran Sumatera Utara (Sumut,) Sugiat Santoso, mengatakan, kritikan adalah bagian dari demokrasi. Namun faktanya, kritikan Gielbran itu berbeda dengan hasil survei kepuasan ke Presiden Jokowi yang hampir menembus 80 persen. Artinya bagi mayoritas rakyat Indonesia, Jokowi adalah orang baik.
Pada video yang viral itu, Gielbran, menyebut bahwa Joko Widodo sedang melakonkan dirinya sebagai seorang raja Jawa tetapi dengan karakter yang licik, culas dan menghalalkan segala cara untuk melanggengkan kekuasaan.
"Saya tak bisa menyalahkan penilaian Gielbran soal tuduhannya terhadap Jokowi. Hal itu merupakan hak Gielbran. Namun jika dikaitkan dengan filosofis Jawa, Gielbran, keliru. Jawa, tidak pernah mengajarkan berbuat culas," kata Sugiat Selasa (12/12/2023)
Sebagai orang Jawa, Sugiat mengaku, sejak kecil dididik oleh orang tua yang Jawa tulen, saya tak pernah mendapatkan ajaran kehidupan seperti itu. Malah biasanya saya lebih sering diajarkan untuk mengalah untuk menghindari konflik atau perkelahian. Walau bisa saja saya menang dalam perkelahian tersebut
Sugiat mengatakan filosofi Jawa itu mengajarkan kebaikan.Bahkan dalam filosofi kekuasaan Jawa, kita mengenal konsep tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso. Gielbran harus banyak membaca buku lagi, kata Sugiat.
"Di manapun posisinya, pemimpin Jawa itu harus menebar aura kebaikan. Di depan jadi teladan, di belakang mendorong kebaikan di tengah membangun kerja positif," tuturnya.