Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
DI SORE hari kemarin, saya datang ke salah satu kost teman saya. Ketika saya tiba di kostnya, kami membahas isu seputar pemilu yang digelar kembali pada tanggal 14 Februari 2024. Singkat cerita, ia sempat menanyakan siapa pilihan saya di pemilu nantinya dan saya jawab itu adalah privatku.
Beberapa menit kemudian, teman kawanku itu datang dan mengatakan “Hai bro mabar yuk”. Padahal, kami lagi asyik membahas tentang Pemilu 2024, dan ada juga hal lain yang sedang kami bahas sambil bereuforia.
Setelah temannya itu menghampiri kami berdua, tanpa basi-basi mereka langsung ambil hp di kantong masing-masing dan bermain bareng Mobile Legends. Waktu itu, saya terdiam dan hening, merasa terabaikan karena mereka langsung sibuk bermain game.
Ternyata selama ini, itulah arti yang sering saya dengar itu “mabar Ml yuk (main bareng mobile legends). Memang, mobile legend adalah salah satu game mobile yang sangat populer di kalangan masyarakat dan kaum milenial saat ini.
BACA JUGA: Generasi Emas, Budaya Literasi dan Pemilu 2024
Game ini menawarkan pengalaman bermain yang seru dan menarik. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa dampak yang mungkin timbul akibat kecanduan bermain game ini.
Salah satu kerugian utama bermain Mobile Legend adalah kecanduan. Game ini dirancang dengan sangat baik untuk membuat pemainnya terus kembali bermain dan mencapai level yang lebih tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan pemain menghabiskan waktu yang berlebihan di depan layar handphone (Hp), mengabaikan tugas-tugas penting seperti belajar atau bekerja.
Kecanduan ini juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental pemain, karena mereka mungkin mengalami kurang tidur, kurang olahraga dan kurang interaksi sosial.
Selain kecanduan, bermain Mobile Legend juga dapat menyebabkan masalah keuangan. Game ini menawarkan berbagai item dan karakter yang dapat dibeli dengan uang sungguhan atau mata uang dalam game.
BACA JUGA: Membangun Budaya Literasi pada Generasi Milenial
Beberapa pemain mungkin tergoda untuk menghabiskan uang mereka untuk membeli item-item ini, yang pada akhirnya dapat mengganggu keuangan mereka. Selain itu, ada juga risiko penipuan yang mungkin terjadi saat melakukan transaksi dalam game, seperti pembelian item palsu dan kehilangan akun.
Kerugian lainnya adalah dampak negatif pada hubungan sosial. Bermain Mobile Legend dapat membuat pemain terisolasi dari teman dan keluarga mereka. Sebagian dari mereka mungkin lebih memilih untuk bermain game daripada menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat. Hal ini dapat menyebabkan konflik dan ketegangan dalam hubungan, serta mengurangi kualitas interaksi sosial pemain.
Selanjutnya, ketika sedang asyik bermain Mobile Legends, tiba-tiba jaringan ngelag atau lemot. Sebagian orang player mengeluarkan kata-kata kotor atau yang kurang enak didengar.
Apalagi kalau ada yang menelpon lewat seluler, kadang panggilan itu ditolak dan diabaikan. Mungkin saja itu kabar penting, tapi demi keasyikan main game tetap saja panggilan itu ditolak. Tapi tidak semua pemain Mobile Legends seperti itu, hehe.
Untuk mengantisipasi hal di atas, penting bagi pemain Mobile Legends untuk mengatur waktu bermain dengan baik dan efisien. Harus memastikan bahwa tetap memprioritaskan tugas-tugas penting seperti belajar ataupun bekerja dan menghindari bermain game terlalu lama.
BACA JUGA: Seberapa Penting Literasi Digital di Era Milenial?
Selain itu, penting juga untuk tetap berkomunikasi dengan teman dan keluarga dan tidak mengabaikan hubungan sosial yang penting.
Menurut hemat saya, bermain Mobile Legends itu tidak masalah, bahkan ada baiknya jika hal itu dimainkan untuk menghilangkan penat sejenak. Dan memiliki modal serta kemampuan dalam memanajemen waktu. Agar tidak ada satupun pekerjaan yang lalai untuk dikerjakan.
Selanjutnya, mobile legend dimainkan dan dijadikan sebagai hiburan, bukan sebaliknya dimainkan sampai kecanduan. Dan pada akhirnya ketika bermain game, lupa dengan apa yang sudah menjadi kewajiban kita. Oleh karena itu, jangan buang-buang waktu untuk bermain game. Tapi ingatlah peribahasa orang Inggris yang mengatakan “time is expensive and time is money” artinya waktu itu mahal dan waktu itu adalah uang.
====
Penulis Alumni Fisip UDA Medan, tinggal di Siduaori, Nias Selatan
====
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya ORISINAL, belum pernah dimuat dan TIDAK DIKIRIM ke media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPEG/posisi lanskap), data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan), nama akun FB dan No HP/WA. Panjang tulisan 4.500-5.500 karakter. Tulisan tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Redaksi berhak mengubah judul dan sebagian isi tanpa mengubah makna. Isi artikel sepenuhnya tanggung jawab penulis. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]