Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Sekitar 1.000 pekerja Minyak dan Gas Bumi (Migas) di lingkungan Direktorat Hulu PT Pertamina menghadiri Forum Sharing Teknologi Hulu (FSTH) ke-4, di hotel Four Points, Makassar. Forum ini akan digelar dari Selasa hingga Kamis 27 Juli 2017.
Forum ilmiah yang memamerkan dan membahas sekitar 340 paper dan poster bertujuan membahas temuan-temuan baru di bidang teknologi hulu yang bisa diimplementasikan secara praktis di blok-blok Migas Pertamina sekaligus sebagai sarana sosialisasi kebijakan dan rencana implementasi aspirasi hulu Pertamina tahun 2030, di antaranya meningkatkan Produksi Migas menuju 2.045 MBOE (mile barel oil equivalent/ribu barel setara minyak) per hari dan Geothermal Road to 2.300 MW.
Direktur utama Pertamina Elia Massa Manik berharap FSHT ke-4 bertema: 'Let's Make Upstream Rising Up to Secure National Energy: Broader, Further and Deeper' tersebut dapat mendukung peningkatan produksi dan cadangan migas.
Dengan menciptakan sinergi Direktorat Hulu, Anak Perusahaan Hulu (APH) serta Direktorat lainnya untuk mewujudkan visi dan misi Pertamina menjadi perusahaan energi nasional berkelas dunia.
Menurutnya, angka cadangan P1 sampai tahun 2016 sebesar 2.7 BBOE (miliar barel setara minyak). Pada awal tahun 2017 kegiatan eksplorasi Pertamina Hulu berhasil menemukan cadangan baru dari sumur Parang-1 (PHE Nunukan) sebesar 126 MMBO atau juta barel setara minyak, dan Haur Gheulis dari Sumur Haur Gede-1 dengan estimasi cadangan 14 MMBO.
"Forum semacam ini akan mempercepat peningkatan kemampuan dalam penerapan teknologi yang efektif dan efisien, baik dalam bisnis Migas maupun energi alternatif lainnya,"ujar Massa Manik.
Menurut Massa, dengan membangun sinergi dan kolaborasi antara anak usaha di Direktorat Hulu, yang terdiri dari 8 APH, dan didukung oleh Direktorat Pemasaran, Direktorat Pengolahan, HSSE, Universitas Pertamina serta perusahaan–perusahaan kelas dunia dalam bidang teknologi yang menjadikan FSTH sebagai muara dari seluruh aktivitas kegiatan eksplorasi dan produksi migas, energi baru dan terbarukan serta geotermal.
Sedangkan menurut Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam, FSTH 2017 yang digelar 2 tahun sekali ini sebuah upaya mempertemukan para engineering Pertamina untuk bertukar pengalaman, permasalahan-permasalahan dihadapi antar sesama anak perusahaan dan aset Pertamina, serta solusi yang digunakan.
"Sesama anak perusahaan aset saling berbagi, menggunakan pengalaman teman, termasuk mempelajari teknologi luar Pertamina, agar tercipta efisiensi, produksi optimal dan teknologi tepat untuk di lapangan," ujar Syamsu Alam.
Forum Sharing Teknologi Hulu ini sangat relevan dilaksanakan di tengah harga minyak yang belum kembali normal, banyak lapangan-lapangan di Indonesia cenderung sudah matang, membutuhkan teknologi yang tepat guna yang bisa dioperasionalkan untuk optimalisasi produksi Migas dan Geothermal.
Dari forum semacam ini telah dihasilkan beberapa temuan teknologi, antara lain UTC yang kini sedang dipatenkan sebagai teknologi Pertabocsy, suatu teknologi untuk mengidentifikasi keberadaan Hidrokarbon secara langsung dari Thermal Anomaly.
Selain itu, ada beberapa temuan di bidang passive seismic, Drilling Mobile Apps yang berupa aplikasi engineering bidang pengeboran dalam format aplikasi mobile yang sudah dipakai di seluruh dunia, Dream well berupa drilling data base, sentralisasi data (PUDC) yang sudah memperoleh ISO 27001, pendirian Lab EOR, menerbitkan Pedoman Geohazard, Pedoman Keteknikan Reservoir dan Produksi serta Pedoman Operasi Drilling. (dtf)