Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Sidoarjo. Satreskrim Polresta Sidoarjo menggeledah kantor cabang First Travel Sidoarjo, yang terletak di Perumahan Pondok Mutiara Blok K 2 B, Sidoarjo. Dalam penggeledahan di lokasi, terlihat ada sembilan personel. Empat berada di luar kantor, sedangkan sisanya di dalam ruang kantor cabang First Travel Sidoarjo.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Muhammad Harris, hari ini pihaknya menggeledah kantor cabang First Travel untuk mengetahui bukti-bukti atau dokumen pemilik korban First Travel yang mengadu ke Polresta Sidoarjo.
"Setelah dibuka, crisis center First Travel Polresta Sidoarjo sudah menerima 40 pelapor," kata Kompol Muhammad Harris Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo pada wartawan di lokasi penggeledahan, Senin (4/9/2017).
Masih kata Harris, setelah pihaknya melakukan penggeledahan dan dilanjutkan pemeriksaan, ternyata masih banyak paspor korban First Travel yang masih berada di kantor cabang Sidoarjo.
"Paspor para korban First Travel masih banyak di kantor cabang Sidoarjo, termasuk 40 pelapor. Selanjutnya paspor tersebut akan kami kembalikan kepada pemiliknya," terang Harris.
Harris menambahkan pihaknya juga mencari bukti-bukti lain terkait transaksi rekening koran atau transaksi pembayaran untuk pemberangkatan umrah tersebut.
"Sampai saat ini belum ditemukan berupa uang cash, hanya rekening-rekening tanda bukti penyetoran biaya umrah, " jelasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, salah satu korban First Travel, Fatin (33), asal Krian, Sidoarjo, saat mendatangi kantor cabang mengaku sangat kecewa dan sakit hati karena merasa dibohongi.
"Kami sangat-sangat sakit hati karena dibohongi oleh First Travel, " kata Fatin pada detikcom.
Fatin menjelaskan dirinya berencana berangkat umrah bersama saudaranya berjumlah empat orang dan sudah membayar lunas serta sudah menyerahkan tanda bukti transfer ke kantor cabang Sidoarjo."Kami dijanjikan akan diberangkatkan pada bulan Mei 2017, namun tidak ada realisasi. Kami berharap uang kami kembali. Kalau dijanjikan untuk diberangkatkan, kami sudah tidak percaya lagi dengan Frist Travel," jelasnya. (dtc)