Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Teheran. Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, melakukan kunjungan kenegaraan ke Iran. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengingatkan PM Abadi untuk tidak bergantung dan tidak mudah percaya pada Amerika Serikat (AS).
"Persatuan merupakan faktor paling penting dalam pertempuran melawan teroris dan para pendukung mereka," ucap Khamenei kepada PM Abadi dalam kunjungannya di Teheran, seperti dilansir Reuters, Kamis (26/10/2017).
"Jangan percaya Amerika ... Mereka hanya akan membahayakan Anda di masa mendatang," imbuh Khamenei.
Lebih lanjut, Khamenei menyebut AS sebagai pencipta kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang kini semakin terdesak setelah sebelumnya merajalela di Irak dan Suriah.
"Amerika sendiri yang menciptakan Daesh (nama Arab ISIS), tapi sekarang teroris telah dikalahkan oleh pemerintah dan bangsa Irak, mereka (AS-red) berpura-pura membantu dan mendukung perkembangan besar semacam itu," ujar Khamenei seperti dilansir kantor berita Iran, Tasnim News Agency.
Ditambahkan oleh Khamenei bahwa AS 'tidak diragukan akan kembali menyerang Irak' kapan saja memiliki kesempatan.
Pemimpin tertinggi Iran ini juga memuji kemenangan Irak atas ISIS, yang disebutnya sebagai hasil dari persatuan di antara berbagai etnis di Irak dan dukungan pasukan pemerintah Irak. Khamenei menyuarakan dukungan bagi perluasan hubungan kedua negara di segala bidang.
Menanggapi hal itu, PM Abadi menyampaikan terima kasih atas dukungan Iran dalam memerangi terorisme di wilayahnya. Dia juga menyebut otoritas Irak sangat mendukung hubungan yang lebih erat dengan Iran.
Irak merupakan satu-satunya negara yang menjalin hubungan dekat dengan AS dan Iran. Kedua negara sama-sama mempersenjatai dan melatih pasukan pemerintah Irak dalam pertempuran melawan ISIS. AS kini memiliki 5 ribu tentara di Irak dan memberi dukungan via udara, pelatihan serta persenjataan untuk militer Irak. Sedangkan Iran mendanai dan melatih paramiliter Syiah di Irak yang ikut bertempur melawan ISIS dengan tentara Irak.
Selama bertahun-tahun, otoritas Irak secara hati-hati menghindari untuk bertentangan dengan AS maupun Iran. (dtc)