Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Da Nang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri (PM) Australia Malcolm Turnbull mengadakan pertemuan bilateral. Sejumlah isu regional dibahas.
Pertemuan berlangsung di The Gallery Room IV The Library, Furama Resort, 105 Vo Nguyen Gyap, Ngu Hanh Son, Da Nang, Vietnam, Sabtu (11/11) mulai pukul 08.15 waktu setempat.
Pertemuan bilateral dilakukan secara tertutup, diikuti sejumlah menteri. Yang ikut pertemuan dari pihak Indonesia antara lain Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
35 menit kemudian, Jokowi keluar bersama para menteri. Pramono Anung menjelaskan isi pertemuan. Pertemuan bilateral dengan PM Australia sebenarnya sering dilakukan pada kesempatan forum-forum internasional, biasanya pihak Australia yang meminta.
"Prime Minister Turnbull selalu meminta bilateral dengan Presiden Jokowi, dan beliau yang selalu hadir di hotel di mana Presiden Jokowi berada. Ini menunjukkan hubungan yang sangat erat dan sangat akrab antarkedua negara," kata Pramono.
Dalam pertemuan, topik pertama yang dibicarakan yakni konflik di Rakhine State berkaitan dengan etnis Rohingya di Myanmar. Indonesia diminta tetap aktif mencari solusi terhadap permasalahan kemanusiaan.
"PM Australia tetap meminta Indonesia berperan aktif, karena memang seperti yang diketahui bersama, yang berkomunikasi secara langsung dengan Rakhine State adalah Indonesia," kata Pramono.
Kedua, soal pemulihan Kota Marawi usai kecamuk tempur melawan kelompok terorisme di Filipina selatan itu. Jokowi meminta Australia membantu pemulihan Marawi. Indonesia, disampaikan Jokowi ke Turnbull, akan mengirimkan para pendakwah agama Islam yang berhaluan tengah untuk menyebarkan pemahaman keagamaan non-teror.
"Indonesia juga akan mengirim beberapa Islam moderat untuk memberikan edukasi kepada teman-teman di Marawi, karena Indonesia dianggap sebagai 'big brothers' sehingga dengan demikian Indonesia bisa berperan serta dalam hal tersebut," tutur Pramono.
Ketiga, Turnbull mengundang Jokowi untuk hadir pada gelaran ASEAN-Australia Summit di Australia, bulan Maret. Jokowi diminta memberikan pidato dalam acara itu nanti.
Jokowi mengiyakan undangan itu dan mengatakan akan mempersiapkan pidatonya. Ada pula pembicaraan soal The Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Australia.(dtc)