Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Purbalingga - Sebanyak 6 warga di Kecamatan Bukateja, Purbalingga menolak tanahnya digunakan untuk proyek akses Bandara Jenderal Soedirman. Untuk itu proses pembebasan lahan proyek ini dihentikan.
"Proses pembebasan tanah akses jalan utama masuk Bandara Jenderal Besar Soedirman dinyatakan dihentikan. Selanjutnya, akan segera dicari jalur alternatif sebagai akses jalan utama masuk Bandara Jenderal Besar Soedirman. Serta melaporkan hasil rapat koordinasi tersebut kepada Bupati," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Kabupaten Purbalingga Setiyadi kepada wartawan, Senin (4/12/2017).
Menurut dia, dalam rapat koordinasi pengadaan tanah untuk pembangunan akses jalan utama Bandara Jenderal Besar Soedirman di Pendapa Kecamatan Bukateja hari ini merupakan pertemuan atau rapat terakhir terkait dengan persetujuan warga. Sehingga, jika ada satu saja warga yang tidak setuju, maka semua akan batal karena semuanya merupakan satu kesatuan.
Enam warga yang menolak adalah Sutomo (Desa Tidu), Rojiah (Desa Tidu), Warsini (Desa Wirasaba), Warsem (Desa Wirasaba), Sumarjo (Desa Wirasaba), serta Partinem (Desa Wirasaba) yang seluruhnya merupakan warga Kecamatan Bukateja.
"Penghentian proses pembebasan tanah akses jalan utama masuk bandara dinyatakan dihentikan, dengan ditandai penandatanganan berita acara pemberhentian proses pembebasan tanah ruas Desa Tidu-Wirasaba oleh seluruh warga terdampak," jelasnya.
Sementara itu, untuk pembangunan akses jalan utama masuk bandara yang berada di tanah milik TNI AU saat ini sudah 85 persen pembangunannya.
Bahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga sudah menyediakan dana untuk membangun insfrastruktur pendukung. Di antaranya akses jalan, jembatan serta pendukung lainnya dengan anggaran yang sudah mulai dikucurkan.
Sedangkan menurut Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Kabupaten Purbalingga Sigit Subroto mengatakan jika harga tanah yang akan dibebaskan yang telah ditentukan oleh Tim Apresal dan sudah final.
"Harga yang yang ditentukan sudah final dan sudah tidak bisa ditawar lagi dan sudah merupakan harga tertinggi," ucapnya. dtc