Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com – Tarutung. Sekian lama dicari-cari masyarakat Tapanuli Utara (Taput), akhirnya oknum PNS yang disebut-sebut terakhir bertugas di kantor Camat Sipoholon, Taput, tentunya, sebelum menghilangkan jejak, akhirnya Rabu (6/12/2017), ditangkap pihak Kepolisian Resort Taput.
Kapolres Taput AKBP Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat melalui Kasubbag Humas Aiptu Walpon Baringbing menerangkan, 2 tahun melarikan diri, penipu calo PNS, Jannes Simamora (49), akhirnya berhasil ditangkap oleh pihak Polres Taput Rabu (6/12/2017).
Walpon Baringbing menjelaskan, Jannes Simamora adalah warga Desa Parbaju Toruan, Kecamatan Tarutung, sebagai pelaku penipuan calo masuk PNS, berhasil diamankan oleh satuan Reskrim Polres Taput dari Kecamatan Siatas Barita, Taput, berkat kerjasama yang baik dengan masyarakat.
Setelah tersangka diboyong ke Malpon Taput di Tarutung, sebut Walpon Baringbing, dalam pemeriksaan, tersangka mengakui kalau telah melakukan penipuan calo masuk jadi PNS, karena ada kenalannya di kantor kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Boru Simamora.
“Jumlah warga yang ditipu untuk masuk PNS sebanyak 30 orang lebih dengan total uang yang diraup dari keseluruhan, yakni Rp 4 milliar lebih,” ungkap Walpon Baringbing, kepada Medanbisnisdaily.com, Kamis (7/12/2017) di Tarutung.
Tersangka juga mengakui, ujar Baringbing, bahwasanya uang hasil tipuan beberapa orang korban diserahkan kepada Boru Simamora dan juga kepada kakak laki-laki Boru Simamora, yaitu Saut Simamora, warga Bandar Kerasaan, Kabupaten Simalungun.
“Tersangka percaya kepada Boru Simamora, bisa memasukkan seseorang jadi PNS, sebab Boru Simamora mengaku sebagai pegawai di kantor Menpan serta merupakan keluarga dekat istri pejabat di Pemkab Taput,”ucap Walpon Baringbing.
Salah satu korban yang melaporkan penipuan tersebut ke Polres Taput, Marihot Sihite mengutarakan, dia (Marihot Sihite) diiming-imingi bisa masuk PNS jalur khusus, dengan bayaran Rp 150 juta untuk tamatan S1. Lalu korban memberikan uang terhadap tersangka sebesar Rp 390 juta, karena dua orang anaknya dijanjikan bisa masuk PNS.
“Saat ini tersangka telah di tahan di Mapolres Taput, guna pengembangan selanjutnya. Serta Saut Simamora dan boru Simamora yang mengaku sebagai pegawai kementerian PAN RB, masih kita selidiki keberadaannya. Tersangka sebelumnya masih berstatus sebagai PNS di Pemkab Taput, namun pada Januari 2017, sudah diberhentikan,”tutur Walpon Baringbing.
Jannes Simamora (tersangka) dalam wawancara eksklusif di Mapolres Taput mengakui, dia diajak oleh Saut Simamora untuk mencaloi masuk PNS. Saut Simamora menyatakan ada yang bisa mengurus masuk PNS di KemenPAN-RB.
“Jadi kalau ada keluarga, bisa dimasukkan PNS jalur khusus. Tetapi maunya keluarga dekat atau tidak boleh bocor ke umum. Persyaratan harus dipenuhi, yaitu kelengkapan berkas untuk pelamaran PNS,” aku Jannes Simamora.
Selanjutnya Saut Simamora menyebutkan, kata Jannes Simamora, biaya untuk masuk PNS itu bervariasi, yakni Rp 130 juta untuk D3 dan Rp 150 juta untuk S1. Namun seiring waktu berjalan, biaya itu naik menjadi Rp 160 juta hingga Rp 170 juta.
Semula, ucap Jannes Simamora, yang dia caloi hanya beberapa orang. Namun akhirnya bertambah, karena beberapa orang yang digarap/dicaloi itu, membawa lagi calon-calon PNS lain.
“Sepengetahuan saya, Saut Simamora itu adalah Amanguda dari nyonya Bupati Tapanuli Utara. Dan saya sudah sering ke Bandar Kerasaan, Kabupaten Simalungun, bertemu Saut Simamora,” ungkap Jannes Simamora.
Sedangkan, boru Simamora, ujar Jannes Simamora, adalah adik perempuan daripada Saut Simamora. Boru Simamora mengaku bisa mengurus masuk PNS ke KemenPAN-RB. Jannnes Simamora mengaku sudah pernah mengantar berkas ke Boru Simamora di Jakarta.
“Saya sudah pernah mengantar berkas ke Boru Simamora di Jakarta dan diantar oleh Saut Simamora ke Bandara. Dan sesampai di Jakarta, saya dijemput oleh Boru Simamora. Dari tahun 2014 sampai 2017, sekitar 30 orang yang dicaloi, dengan total uang yang diterima dari masyarakat sekitar Rp 4 miliar,” sebut Jannes Simamora.
Jannes mengakui, Juni 2016, dia pergi ke Jakarta untuk mencari Boru Simamora, karena masyarakat yang dicaloinya sudah mendesak kepastian dari Jannes Simamora. Namun, tidak ketemu, telepon selulernya Boru Simamora-pun tidak dapat lagi dihubungi.