Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada umat Islam atas pemberitaan di sejumlah media sosial yang terekspos dari diskusi bertajuk "Jejak Pelacur Arab dalam Seni Baca Al-Qu'ran" yang digelar Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UINSU, Senin (11/12/2017).
Pernyataan permintaan maaf itu disampaikan Dekan FIS UINSU Prof Dr Ahmad Qorib MA dalam surat terbuka yang ditujukan kepada Menteri Agama RI, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seluruh masyarakat muslim di Indonesia, Selasa sore (12/12/2017).
Dalam surat tersebut, pimpinan FIS UINSU mengakui ada kelalaian atas terlaksananya acara diskusi dimaksud, tanpa melakukan seleksi materi yang disampaikan pada acara tersebut. "Kita tegas atas sikap ini, kita sudah memanggil M Yaser Arafat sebagai nara sumber dalam diskusi itu, untuk memberikan keterangan tertulis dari diskusi ini," kata Prof Ahmad Qorib MA.
Pihaknya juga sudah memberikan teguran secara lisan kepada Lembaga ReSam sebagai pelaksana diskusi untuk tidak mengulangi diskusi keislaman yang bersifat kontroversial.
Permohonan maaf juga disampaikan Sekretaris Program Studi Sosiologi Agama FIS UINSU Faisal Riza MA, atas pemberitaan yang muncul di sejumlah media sosial.
Rizal menyebutkan, diskusi dengan judul yang dipersoalkan itu, sebenarnya merupakan ranah kajian dan penelitian yang terbuka pada kritik dan koreksi dari banyak kalangan, khususnya para peneliti bukan kebanyakan kalangan.
Atas kelalaian ini, pihaknya menyampaikan permohonan maaf atas judul yang telah membuat keresahan di tengah masyarakat Islam Indonesia. "Kami berjanji, dalam hal menyelenggarakan kajian-kajian ilmiah ke depannya, tetap mempertimbangkan kaedah ilmiah yang ketat dan mempertimbangkan kepatutan serta suasana bathin muslim di Indonesia," kata Faisal Riza.
M Yasir Arafat yang tampil sebagai nara sumber dalam diskusi tersebut juga menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya. "Secara pribadi, saya menyampaikan permohonan maaf kepada umat muslim," katanya.
Dia menyebutkan, sebagai peneliti antropologi seni dan budaya, apa yang didiskusikan oleh ReSAM FIS UIN Sumatera Utara, tanggal 11 Desember 2017, merupakan hasil penelitian dirinya tentang tema terkait.
"Topik yang saya bahas adalah mengenai seninya, bukan Al-Qur'an-nya. Sekali lagi, aspek seni baca Al-Quran-nya, bukan Al-Qur'an-nya. Adapun seni yang saya maksud di situ adalah seni suara dan seni musik Arab," kata Yaser.
Meskipun demikian, kata dia, dirinya memohon maaf kepada orang-orang dan pihak-pihak yang tersinggung dengan kata-kata yang dijadikan judul dalam hasil penelitian tersebut.
"Terlebih lagi, saya berharap para ahli mengajukan kritik penelitian dan bantahan terhadap hasil penelitian saya tersebut. Demikian. Terima kasih atas kritik dan tanggapan berbagai pihak," kata Yaser Arafat.