Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rencana PDIP mencalonkan Djarot Saiful Hidayat menjadi Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) pada Pilgubsu 2018 disambut antusias para kalangan pelaku sejarah penegakan reformasi 1998. Mereka mengaku merasa sangat berterima kasih jika mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut benar-benar akan dicalonkan dan menang.
Hal itu disampaikan sejumlah mantan mahasiswa yang di masa lalu berperan besar menumbangkan kepemimpian otoriter Soeharto dalam keterangan tertulisnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Jumat (29/12/2017). Para aktivis '98 tersebut, di antaranya Fransiskus Sitanggang, Barita Lumbanraja, Simson Simanjuntak, Romson Purba, Patricius Rajagukguk, Elisati Halawa, Landen Marbun, Maha Darma Saragih.
Menurut para mantan aktivis yang kini di antaranya menjadi anggota legislatif (DPRD) di berbagai daerah dan pengusaha, secara objektif dan tanpa dilandasi kepentingan apapun, termasuk ekonomi dan politik, menyatakan Djarot telah membuktikan dirinya sebagai sosok yang memiliki kapasitas mencukupi memimpin masyarakat, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Selama dua periode menjabat Walikota Blitar (2000-2010), kemudian menjabat Gubernur DKI selama beberapa bulan setelah sebelumnya menduduki posisi wakil gubernur.
"Sebagaimana amanahnya Djarot memimpin Blitar dan DKI Jakarta, kami sangat berkeyakinan amanah serupa akan dihadirkannya bagi belasan juta rakyat Sumatera Utara," kata Fransiskus Sitanggang.
Selama memimpin, ujar Fransiskus, Djarot terlihat berhasil merangkul seluruh rakyat tanpa memperlihatkan identitas kepartaiannya. Khusus di DKI Jakarta, rakyat dibuatnya bergembira melalui berbagai terobosan kebijakan.
Terkait leadership dan manajemen birokrasi, Djarot dinilai sudah lolos uji. Mustahil keteraturan serta transparansi di DKI Jakarta akan tercipta tanpa kepemimpinan mumpuni yang dimilikinya. Oleh sebab itu mesin birokrasi benar-benar berorientasi pada pelayanan rakyat. Hingga rakyat di lapisan terbawah, tak satupun yang tidak disediakan pelayanannya.
Menyangkut integritas, tidak satupun pernah terdengar Djarot terlibat tindakan melanggar hukum. Seluruh kebijakan berikut implementasinya, dilaksanakannya secara clear. Bebas dari kepentingan pribadi atau kelompok. Itu sebabnya dia tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum; kepolisian, kejaksaan terlebih Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Tidak ada yang harus diragukan dengan integritas Pak Djarot. Dia tidak sedang tersandera oleh kasus apapun atau oleh siapapun. Dia bisa melangkah dengan ringan memimpin Sumatera Utara tanpa digandoli pihak manapun," tambah Patricius Rajagukguk.
Lebih jauh dikatakan Patricius, Djarot merupakan solusi buat seluruh karut-marut yang mengerubungi Provinsi Sumatera Utara saat ini. Karut-marut tersebut akan semakin akut dan kian merugikan rakyat jika sosok seperti Djarot tidak diberi kesempatan memimpin Sumut.
"Kami para pelaku sejarah terciptanya era baru di Indonesia pada 1998 sangat berterima kasih dengan diusungnya Djarot Saiful Hidayat menjadi calon Gubernur Sumatera Utara 2018-2023," tegas Patricius.
Sebelumnya, saat melakukan konsolidasi terkait pencalonannya sebagai Gubsu di Kota Pematangsiantar , Selasa (26/12/2017), Djarot mengakui bahwa dirinya masuk radar PDIP untuk menjadi calon Gubsu pada Pilgubsu 2018.
"Katanya saya masuk dalam radar untuk Cagubsu, tapi semuanya tergantung dari rapat pleno DPP PDI Perjuangan. Saya siap untuk ditugaskan," tegasnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Japorman Saragih, mengatakan, mereka akan mendukung siapa pun calon Gubsu 2018 yang akan diusung DPP.
"Kita siap mengamankan serta menjalankan keputusan DPP soal Cagubsu 2018. Saya rasa pak Djarot adalah vigur yang sangat bagus dan sangat berkualitas untuk dicalonkan," kata Japorman.