Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Dharmasraya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan 'Kartu Sakti' ke masyarakat Dharmasraya, Sumatera Barat. Dalam kesempatan itu, Jokowi meminta seorang siswa menunjukkan jurus silat.
Siswa tersebut bernama Dimas, pelajar SMPN 1 Sungai Rumbai, Dharmasraya, Sumatera Barat. Dimas tunjuk jari saat Jokowi menanyakan siswa yang bisa pencak silat.
"Benar bisa silat? Coba tunjukkan," kata Jokowi di Lapangan Bola Koto Agung, Kecamatan Sitiung, Dharmasraya, Sumatera Barat, Rabu (7/2/2017).
Dimas pun mengambil posisi. Dibuka dengan gerakan tangan ke atas, Dimas menununjukkan jurusnya.
"Benar ini, pinter silat ini," kata Jokowi.
Tak lama, Dimas pun berhenti. Jokowi meminta Dimas untuk terus melanjutkan jurusnya.
"Jangan berhenti dulu sampai saya minta berhenti," kata Jokowi tersenyum.
"Masa begitu-begitu saja jurusnya," kata Jokowi.
Dimas kemudian turun panggung. Dengan lebih lihai, Dimas memamerkan jurus silatnya.
"Ciat, ciat," kata Jokowi melihat gerakan Dimas.
Usai bersilat, Dimas kembali naik ke atas panggung berdiri di sebelah Jokowi. "Tadi itu jurus apa?" kata Jokowi.
"Itu pembukaan, Pak," kata Dimas.
"Nggak ada namanya, jurus Elang Mematuk Katak gitu misalnya," kata Jokowi.
"Nggak ada namanya, Pak," jawab Dimas.
Atas usahanya, Jokowi menghadiahkan Dimas sebuah sepeda gunung.
Dalam kegiatan ini, Jokowi membagikan 'Kartu Sakti' Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Total 'Kartu Sakti' yang dibagikan ada 4.500 lembar.
Jokowi menjelaskan, di dalam PKH ada anggaran sebesar Rp 1.980.000. Untuk tahap pertama bisa diambil Rp 500.000.
"Sudah diambil? Diambil untuk apa? PKH ini diperuntukkan untuk gizi anak kita. Beli telur, beli ikan untuk anak-anak, jangan untuk bapaknya. Beli buku sekolah, tas boleh? Seragam sekolah boleh? Boleh," kata Jokowi.
Tapi Jokowi mengingatkan agar uang tersebut tidak boleh digunakan di luar kepentingan pendidikan dan kesehatan keluarga.
"Suami minta Rp 200 ribu untuk beli rokok. Boleh ndak? Bener ndak boleh? Ndak cinta suami. Tidak boleh. Suami diberi tahu, tapi jangan dibentak-bentak. "Pak, dana ini untuk gizi anak, untuk keperluan anak, tidak boleh untuk beli rokok. Bapak kalau beli rokok silakan kerja sendiri". Beri tahu halus. Kalau beli rokok juga jangan banyak-banyak, kalau bisa ndak usah merokok," jelas Jokowi.
Tak hanya itu, untuk para pelajar Jokowi juga mengingatkan di dalam KIP ada dana dari pemerintah yang bisa digunakan untuk kepentingan pendidikan.
"Anggaran yang ada di sini untuk SD Rp 450 ribu, SMP Rp 750 ribu, SMA/SMK Rp 1 juta. Cukup ndak Rp 1 juta di Dharmasraya? Cukup, masa ndak cukup," kata Jokowi.
"Cukup," jawab siswa serentak.
"Dana yang ada di sini semua diperuntukkan untuk hal berkaitan pendidikan. Untuk beli buku, tas, seragam, sepatu, bayar kekurangan sekolah, boleh? Boleh.
Untuk beli pulsa boleh? Tidak boleh. Kalau ada yang dipakai untuk beli pulsa, kartunya akan dicabut. Janjian ya," tambah Jokowi. (dtc)