Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggenjot ekspor didukung oleh Bank Indonesia (BI). Upaya ekspor dibutuhkan untuk menekan rasio utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan (current account receipts) yang tinggi yang mencapai 170%.
"Presiden sudah jelas kita perlu mendorong ekspor dan mendorong investasi yang berorientasi ekspor. Supaya rasio utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor barang dan jasa menjadi lebih baik," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam Soft Launching CNBC Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Kamis (8/2).
Mengutip data BI, rasio utang luar negeri terhadap penerimaan ekspor barang dan jasa Indonesia sebesar 170%, Brasil di level 261,5%, Turki di level 207,9%. Selanjutnya, Afrika Selatan 153,8%, Malaysia dan India di level 89%, dan Filipina 61%.
Namun, rasio utang luar negeri Indonesia secara keseluruhan terhadap PDB sebesar 34,5% atau hampir sama dengan Thailand 33,9%. Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB masih lebih rendah dibandingkan Turki yang sebesar 54,2% dan Malaysia 68%. Rasio tersebut masih kalah rendah dibandingkan India 25,9% dan Afrika Selatan 12,4%. (dtf)