Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Skimming atau pencurian data kartu debit dan kartu kredit masih marak dilakukan di Indonesia. Beberapa waktu lalu, seorang nasabah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mengaku uangnya di rekening hilang secara misterius sebesar Rp 18 juta.
Namun BRI telah menyelesaikan masalah tersebut dengan melakukan penggantian setelah mendapat laporan dari nasabah terkait.
Corporate Secretary BRI Bambang Tribaroto mengatakan untuk mengantisipasi tindak kejahatan perbankan yang dilakukan melalui mesin ATM, BRI telah melakukan edukasi kepada nasabah melalui berbagai media.
"Antara lain kami rutin melakukan sms blast, edukasi di website BRI, media sosial. Selain itu, Bank BRI juga mengintensifkan pemeriksaan ATM untuk mengantisipasi tindak kejahatan skimming," kata Bambang saat dihubungi, Selasa (13/2).
Dia menjelaskan BRI terus berupaya meningkatkan pelayanan terhadap para nasabahnya, BRI senantiasa menampung dan merespons keluhan nasabah, demi tercapainya pelayanan yang prima dan konsisten.
Skimming memang bukan hal baru di Indonesia. Ini adalah tindakan pencurian informasi kartu debit atau kredit dengan cara menyalin informasi yang terdapat pada strip magnetik kartu debit atau kredit secara ilegal untuk memiliki kendali atas rekening korban.
Jadi data di kartu debit nasabah bisa digandakan dengan teknik skimming. Kemudian data hasil penggandaan tersebut digunakan untuk menguras rekening nasabah.
Teknik skimming dilakukan dengan cara menggunakan alat yang ditempelkan pada slot mesin ATM (tempat memasukkan kartu ATM) dengan alat yang dikenal dengan nama skimmer.
Dia menjelaskan, skimmingadalah tindak kejahatan yang menyerang perbankan dan terjadi tak hanya di Indonesia, tapi juga di sejumlah negara dengan jaringan internasional.(dtf)