Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Investasi bodong masih marak dilakukan di Indonesia. Perusahaan ini melakukan tipu-tipu dengan berbagai modus mulai menjual cryptocurrency, multilevel marketing, janji investasi dengan keuntungan besar hingga trading forex.
Ketua satuan tugas waspada investasi Tongam L Tobing menjelaskan, saat ini masih banyak masyarakat yang mudah terhasut dengan iming-iming perusahaan investasi bodong.
Menurut dia, ini karena masih banyak masyarakat Indonesia yang ingin cepat mendapatkan uang namun tidak ingin usaha lebih.
"Masyarakat Indonesia ingin cepat kaya, nah ini dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu. Korban penipuan berkedok investasi ini tak hanya dari kalangan kurang terpelajar, tapi juga orang berpendidikan," kata Tongam saat dihubungi, Kamis (8/3).
Dia mengungkapkan, ada orang yang termasuk dalam kelompok serakah. Tongam mencontohkan, tak sedikit pegawai negeri sipil (PNS) yang ikut dalam investasi bodong.
"Ada orang berpendidikan yang serakah, bayangkan ada PNS yang menggadaikan akta jabatannya lalu uangnya diinvestasikan, tidak bisa dicerna nalar memang," ujarnya.
Tongam mengimbau, seharusnya masyarakat berpendidikan bisa berpikir dengan jernih. Pasalnya investasi yang ditawarkan dengan keuntungan atau imbal hasil yang terlalu tinggi namun dijanjikan risiko rendah adalah hal yang tidak mungkin.
"Tawaran investasi bodong itu tidak masuk akal dan berlebihan. Masyarakat jangan mudah tergiur dengan imbal hasil investasi yang terlalu besar," katanya.
Dalam berinvestasi, Tongam menekankan masyarakat untuk memperhatikan Legal dan Logis. Masyarakat harus memeriksa legalitas perusahaan dan logis dalam menentukan imbal hasil yang akan didapatkan. (dtf)