Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - London. Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) membenarkan temuan Inggris soal gas saraf mematikan digunakan dalam serangan pada eks mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya. Kesimpulan ini diumumkan usai pemeriksaan sampel pada empat laboratorium yang berafiliasi dengan OPCW.
OPCW selaku pengawas senjata kimia global telah mendatangi lokasi serangan di Salisbury, Inggris dan mengambil sampel gas saraf yang membuat Skripal (66) dan putrinya, Yulia (33), tak sadarkan diri pada 4 Maret lalu. Kondisi keduanya telah membaik setelah sebelumnya dilaporkan kritis.
Otoritas Inggris sebelumnya menyebut gas saraf yang dipakai meracuni Skripal dan putrinya merupakan jenis Novichok yang berasal dari Rusia. Hal ini bahkan memicu ketegangan diplomatik antara Inggris dan Rusia, yang terus menyangkal pihaknya terlibat dalam serangan ini.
"Hasil analisis laboratorium yang terdaftar pada OPCW terhadap sampel lingkungan dan biomedis yang dikumpulkan tim OPCW mengonfirmasikan temuan Inggris terkait identitas zat kimia beracun yang digunakan di Salisbury dan melukai tiga orang hingga parah," demikian bunyi ringkasan laporan OPCW yang dirilis pekan ini di London, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (12/4/2018).
Ada seorang polisi setempat yang juga jatuh sakit usai menolong Skripal dan putrinya.
Meski mengungkap ringkasan laporannya ke publik, OPCW tidak menyebut secara spesifik soal dalang di balik serangan terhadap Skripal. Tidak disebut juga soal jenis gas saraf yang digunakan dalam serangan itu. Ditegaskan OPCW bahwa informasi soal jenis gas saraf akan disampaikan dalam laporan menyeluruh yang bersifat rahasia.
OPCW hanya menyebut bahwa 'zat kimia beracun itu memiliki kemurnian tinggi'. Ini mendukung temuan pemerintah Inggris yang mencurigai sebuah negara terlibat dalam serangan terhadap Skripal ini.
Laporan menyeluruh OPCW akan dibahas dalam sidang darurat OPCW pada Rabu (18/4) pekan depan, yang digelar atas permintaan Inggris. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel gas saraf di Salisbury juga akan diedarkan di kalangan negara-negara anggota OPCW.
Beberapa waktu lalu, pemerintahan Perdana Menteri Inggris Theresa May terang-terangan menyebut gas saraf Novichok yang banyak dikembangkan pemerintah Uni Soviet pada tahun 1970-an dan 1980-an lalu, yang membuat Skripal dan putrinya tak sadarkan diri.
Pemerintahan PM May juga menyebut Rusia pernah memakai Novichok dan menuding negara itu mendalangi serangan terhadap Skripal. Rusia dengan tegas membantah tudingan itu dan bersikeras pihaknya telah menghancurkan seluruh senjata kimia miliknya. (dtc)