Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Bank Indonesia (BI) memprediksi, ekonomi global pada tahun 2018 diperkirakan tetap tumbuh tinggi hingga 3,9%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2017 sebesar 3,7%.
Kepala Kantor Perwakilan BI Sumut Arief Budi Santoso mengungkapkan, BI mencatat adanya sumber pertumbuhan ekonomi global yang lebih merata, di mana motor pertumbuhan ekonomi dunia tidak hanya bersumber dari negara maju, namun juga dari negara berkembang.
"Kami meyakini, momentum perbaikan ekonomi global terus berlanjut pada tahun ini," katanya pada acara Diseminasi Ekonomi dan Keuangan Regional Sumut di Medan, Senin (25/6/2018).
Dia merinci, di negara maju, perkembangan sampai triwulan IV 2017 mengonfirmasi berlanjutnya proses perbaikan ekonomi AS yang didukung oleh membaiknya kondisi tenaga kerja dan investasi mendorong pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2017 di angka 2,3%. Ekonomi Eropa dan Jepang juga mengindikasikan berlanjutnya proses pemulihan ekonomi.
Negara berkembang juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada 2017. Tiongkok, perekonomian terbesar kedua di dunia dan mitra dagang utama Indonesia, terhindar dari risiko penurunan laju pertumbuhan ekonomi secara drastis dengan mengimplementasikan secara lebih gradual program rebalancing ekonomi, yang memfokuskan pertumbuhan pada permintaan domestik. Dengan bauran kebijakan tersebut, ekonomi Tiongkok mampu tumbuh hingga 6,8% pada tahun 2017 dan diproyeksikan melambat di tahun 2018 dan 2019.
Perbaikan ekonomi Tiongkok ini pula yang menyebabkan peningkatan volume perdagangan dunia pada 2017. Di tengah berlanjutnya pemulihan ekonomi negara berkembang, kinerja ekonomi India justru melemah dari 7,9% menjadi 7,1% pada tahun 2017 akibat berbagai kebijakan dan permasalahan domestik di India.
Dengan perkembangan tersebut, pihaknya optimistis perekonomian Indonesia secara umum dan khusus Sumut juga terus membaik. Kinerja ekonomi tahun 2018 diprakirakan didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan peningkatan investasi. Prakiraan ini ditopang oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga dan berlanjutnya pemulihan perekonomian dunia. Sementara itu tingkat inflasi diperkirakan masih sesuai rentang target Bank Indonesia yaitu 3,5%±1%.