Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kubu parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin mengaitkan koran Independent Observer dengan tabloid Obor Rakyat yang mencemarkan nama baik Jokowi pada Pilpres 2014. PKS menyarankan pihak Jokowi-Ma'ruf tak perlu berlebihan mengaitkan Independent Observer dengan Obor Rakyat.
"Tidak perlu berlebihan," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Minggu (2/9/2018).
Menurutnya, semua pihak tinggal menilai apakah Independent Observer itu berisi kabar faktual atau tidak. Dia mempersilakan semua pihak untuk melaporkan koran itu ke aparat penegak hukum bila memuat hal yang tidak benar.
"Kalau fitnah tinggal dilaporkan. Kalau laku dan bertahan berarti memang ada pasarnya," kata Mardani.
Dia percaya saat ini masyarakat sudah lebih bisa menyaring mana kabar bohong dan kabar yang benar. Soalnya, teknologi informasi dan media sosial mudah diakses masyarakat saat ini, termasuk digunakan untuk mencek aneka kabar.
"Di era sekarang, koran propaganda tidak akan lama beredar karena masyarakat dengan mudah mengkonfirmasinya pada banyak sumber informasi yang mudah didapat," kata Mardani.
Lain halnya bila penyebaran propaganda itu dilakukan kelewat masif dan merata tersebar. Namun penggunaan media cetak di era kini dinilainya kalah efektif ketimbang propaganda via media sosial dan pesan beratnai lewat WhatsApp. Mardani sendiri mengaku tak tahu siapa di balik Independent Observer itu.
"Saya belum cek siapa pemiliknya. Kalau datanya kuat, bukan propaganda," kata Mardani.
Koran itu diduga diterbitkan kubu Prabowo-Sandiaga Uno untuk melawan Jokowi-Ma'ruf Amin. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengakui koran Independent Observer memang diterbitkan oleh sekelompok orang yang memiliki kedekatan dengan sang ketum, Prabowo. Namun ia menegaskan koran tersebut tak terafiliasi dengan Gerindra. Koran itu diduga diterbitkan kubu Prabowo-Sandiaga Uno untuk melawan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Politikus PDIP Charles Honoris mengaitkan koran itu dengan Obor Rakyat, tabloid bernada provokatif yang beredar pada era Pilpres 2014. "Ingat kasus Obor Rakyat. Segala hal ada konsekuensi hukumnya," kata Charles, Sabtu (1/9) kemarin.
Senada dengan PDIP, PSI menilai adanya Independent Observer seperti membangkitkan tabloid Obor Rakyat yang juga heboh di Pilpres 2014.
"Tampaknya kartu lama dimainkan kembali. Seperti Obor Rakyat di Pemilu yang lalu. Muzani (Sekjen Partai Gerindra) sudah mengakui bahwa yang membuat koran tersebut adalah kawan dekat Pak Prabowo," ujar Ketum PSI, Grace Natalie , Sabtu (1/9) kemarin. (dtc)