Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS dalam sepekan terakhir terus mengalami penguatan, bahkan sempat menyentuh angka Rp14.774/dolar AS pada sesi I perdagangan Jumat (21/9/2018) , meski kembali ditutup pada level Rp14.800/dolar AS pada sesi berikutnya.
Begitupun, kata Analis Lotus Andalan Sekuritas, Gunawan Benjamin, dolar AS dalam sepekan terakhir terlihat kurang bertenaga dalam menekan rupiah, termasuk mata uang global lainnya.
Dikatakannya, penguatan rupiah kali ini disinyalir berasal dari Bank Dunia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di target 5,2%. "Tak jauh dari yang ditargetkan oleh pemerintah sebelumnya," katanya, Sabtu (22/9/2018).
Menurut dia, adanya keyakinan Bank Dunia akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik nantinya dapat memunculkan kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Tanah Air.
Tak hanya itu, inflasi yang stabil ditengah ketidakpastian global saat ini diapresiasi baik Bank Dunia. Serta berkaitan pernyataan Bank Dunia bahwa kemungkinan krisis keuangan di Indonesia relatif kecil dapat meredakan kepanikan investor yang sebelumnya cukup khawatir akan pelemahan Rupiah yang terjadi saat ini.
"Begitupun, kita harus tetap mensiasati tren penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang," tegasnya.
Selain dari penilaian Bank Dunia mengenai kondisi ekonomi dalam negeri, upaya yang dilakukan pengusaha-pengusaha untuk menukarkan dolar AS patut diapresiasi. Meskipun tak berdampak signifikan terhadap penguatan Rupiah, namun hal ini memberikan gambaran bahwa pengusaha turut berperan dalam menguatkan nilai tukar Rupiah serta kesadaran dan kepedulian para pengusaha patut diacungi jempol.