Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Proklamasi. Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan, d.l.l diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Itu adalah penggalan teks proklamasi yang dibacakan oleh Ir Soekarno dengan suara kharismatik dan menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia. Suara tersebut kerap diputar dalam beberapa acara dan juga museum, salah satunya Museum Nasional.
Namun apakah kalian tahu suara tersebut adalah rekaman ulang yang dilakukan pada tahun 1956?
Ternyata pada saat memproklamasikan kemerdekaan Indonesia terjadi sedikit masalah, yakni mati lampu. Akibatnya suara dari naskah proklamasi yang dibacakan oleh Bung Karno tak diabadikan.
"Tahun '45 kan nggak direkam, karena mati lampu. Jadi yang sering kita dengar di Museum Nasional itu rekaman ulang di Lokananta tahun '56," ujar Satrijo Sigit Wiryawan, Direktur Keuangan dan Produksi Perum Percetakan Negara Republik Indonesia saat ditemui di acara Jazz at Museum di Museum Nasional, Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (10/11/2018).
Rekaman tersebut jadi salah satu harta karun yang dihasilkan perusahaan rekaman pertama di Indonesia yang kini mulai kembali bangkit setelah tergerus era digitalisasi.
Lokananta diambil alih oleh Perum Percetakan Negara pada 2004 lalu di bawah Kementrian Penerangan. Pada 2016 lalu muncul gerakan anak muda yang berusaha menyelamatkan Lokananta dengan membuat digitalisasi dari piringan hitam yang diunggah melalui situs lokanantamusic.com.(dth)