Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Matio, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara (Sumut), merayakan hari jadi (jubelium) ke-50 Tahun. Sejarah perjalanan gereja yang sudah setengah abad itu, kini sangat membutuhkan dukungan untuk pembangunan dan perbaikan.
Ketua Panitia Pembangunan GKPI Matio, Robinhot Hutagaol, dalam sambutannya mengatakan, berdirinya gereja tepat pada 26 November 1968 diawali dari kebaktian di rumah salah satu warga sekaligus sebagai pendiri, Keluarga Op Sarmawati, dengan jumlah jemaat pertama sebanyak 6 kepala keluarga (KK). Setelah adanya kebersamaan yang terbangun di sesama warga jemaat, saat ini GKPI sudah berdiri semi permanen dan sangat membutuhkan perbaikan.
"Usia gereja ini sudah 50 tahun. Besar harapan kami berawal dari hari jadi atau jubeleum ke-50 ini dapat membuka hati pemerintah, perantau dan masyarakat luas, sehingga ke depan bangunan gereja lebih layak dan lebih baik," ujar Robinhot Hutagaol di Matio, Minggu(25/11/2018).
Dia mengatakan, gereja yang dibangun dan peletakan batu pertamanya dimasa Bishop RMG Marbun serta pernah mendapat bantuan dari PDT Vilgram dari Jerman berupa atap dari seng dan saat ini masih terpakai, sudah membutuhkan perbaikan. Diharapkannya perbaikan tersebut bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Melihat partisipasi seluruh warga baik GKPI sendiri maupun masyarakat lain di luar GKPI, harapan kami bisa terwujud dengan saling bahu membahu," sebutnya. Meski untuk dana awal, kegiatan oleh warga gereja hanya Rp 4,9 juta, namun kini sudah terkumpul Rp 39 juta, termasuk dukungan jemaat non-GKPI.
Hadir dalam acara Jubelium ke-50 GKPI Matio itu Bupati Tobasa yang diwakili didampingi Inspektur Kabupaten, Wallen Hutahaean; Kadis Keuangan, Ganyang Situmorang; Sekwan, Resma Sirait; Kadis Ketapang, Darwin Sianipar; Camat Balige, Pantun Pardede; Camat Porsea, Robert Pardede; Kabag Hukum, Lukman Siagian; Kabag Pertanahan, S Sianipar, dan Kabag Diseminasi, Jhonson Sirait.
Sekdakab Tobasa, Harapan Napitupulu, mengatakan, pembangunan tak semata tertuju pada fisik,
tapi juga moral, seperti pembangunan gereja. Untuk itu, rencana pembangunan sangat didukung masalah dana dan disesuaikan dengan kemampuan anggaran. "Silakan buatkan proposal dan bagaiman bentuk bantuan serta mekanisme yang mengatur," ujarnya. Dia pun menyatakan, dalam hal memberi bantuan dana hibah untuk gereja, pemerintah tidak melakukan diskriminasi.
Sebelumnya, acara dimulai dengan kebaktian raya yang dipimpin langsung Kadev Pastorat GKPI, Pdt AM Hutauruk MTh, didampingi Korwil, Pdt Maurit Simamora MTh dan Pdt Sentosa Parapat; BPH GKPI Resort Balige, Pdt H Simanjuntak dengan tema Daniel 7:9-14 dan sub tema Dengan Semangat Jubelium 50 Tahun GKPI Matio, Mari Membangun Citra Positif Umat Percaya, Demi Hormat dan Kemuliaan bagi Tuhan Sang Penguasa Kekal.
Selain jemaat GKPI dan Pemkab Tobasa, Jubelium ke-50 Tahun GKPI juga dihadiri Ketua Badan Kerja Sama Antar-Gereja (BKAG), Pdt Donda Simanjuntak STh, serta Anggota DPRD Sumut, Jubel Tambunan, dan Anggota DPRD Tobasa, Tonny Simanjuntak, serta sejumlah anak rantau sekaligus menyerahkan dukungannya untuk pembangunan gereja.
Meskipun diguyur hujan lebat, acara perayaan Jubelium ke-50 Tahun GKPI Matio tetap berjalan dengan hikmat didukung berbagai kegiatan pembacaan sejarah gereja yang menarik perhatian dibawakan oleh Penatua Guru Jemaat, H Panjaitan.