Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Banyaknya korban bencana tsunami di Selat Sundaditengarai karena tak adanya sistem peringatan dini. Indonesia memang belum punya sistem peringatan tsunami yang diakibatkan longsor bawah laut.
"Tidak ada peringatan dini tsunami, karena memang Indonesia tidak memiliki sistem peringatan tsunami yang dibangkitkan oleh longsoran bawah laut," kata Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantornya, Jakarta, Selasa (25/12/2018).
Longsoran bawah laut yang diakibatkan aktivitas Gunung Anak Krakatau tak diduga berdampak pada tsunami. Apalagi sebelumnya Gunung Anak Krakatau pernah meletus lebih hebat, namun tak berdampak tsunami.
"Inilah jadi tantangan kita ke depan untuk mengedepankan sistem peringatan dini tsunami yang dibangkitkan longsoran bawah laut," ujar Sutopo.
Gunung Anak Krakatau muncul ke permukaan laut pada tahun 1927, setelah Gunung Krakatau meletus besar pada 27 Agustus 1883. Gunung Anak Krakatau rata-rata bertambah tinggi 4-6 meter per tahun. Ketinggian gunung tersebut kini mencapai 300 meter di atas permukaan laut.(dtc)