Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Capres Prabowo Subianto bertutur tentang hubungannya dengan Muzakir Manaf. Eks Danjen Kopassus itu mengatakan banyak orang yang heran terhadap jalinan persahabatan antara dia dan mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam sambutannya di acara peringatan tsunami Aceh di Monumen Tsunami, Lampulo, Kota Banda Aceh, Rabu (26/12/2018). Prabowo mengatakan banyak orang yang tidak pernah membayangkan bahwa dia dan Muzakir akan bersahabat saat ini.
"Saya kemudian bisa bersahabat dengan Mualem (sebutan akrab Muzakir) yang merupakan suatu keanehan," ujar Prabowo disambut gelak tawa masyarakat yang hadir, dalam video yang dipublikasikan Facebook Gerindra.
"Betul. Tidak ada orang di dalam negeri maupun luar negeri yang bisa membayangkan bagaimana Panglima GAM dan Panglima Kostrad bisa jadi satu. Saya pun tak mengerti. Mungkin sudah diatur dari 'sana'," imbuhnya.
Prabowo mengungkapkan, saat dia menjabat Pangkostrad dan Muzakir sebagai Panglima GAM, keduanya terlibat 'kejar-kejaran'. GAM merupakan organisasi separatis yang memiliki tujuan supaya Aceh lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya selalu cerita, saya bingung waktu pertama mau ketemu Mualem. Karena dulu orang ini saya kejar-kejar. Beliau pun kejar-kejar saya. Tadi akhirnya tidak perlu susah-susah kita berjumpa, dan tidak ada kata-kata yang indah-indah keluar. Percaya sama saya. Tanya beliau. Kita saling melihat, merangkul, dan pelukan. Habis itu selesai," tuturnya.
Ketum Partai Gerindra itu mengaku mengambil hikmah dari pertemuan dan relasinya dengan mantan Wagub Aceh itu. Bahwa dengan kebaikan dan iktikad baik, semua masalah dapat teratasi.
"Di situ saya ambil hikmah bahwa kita semua adalah saudara, bahwa kita bisa selesaikan semua masalah dengan kebaikan, kejernihan berfikir, dengan iktikad yang baik, dengan keikhlasan semua masalah bisa kita atasi," ujar Prabowo.
Prabowo kemudian bercerita saat Muzakir menyampaikan niat bergabung dengan Partai Gerindra. Prabowo mengaku sempat menolak karena dia selalu menempatkan Muzakir sebagai sekutu dan sahabat, bukan bawahan partai.
"Kemudian beliau katakan ingin bergabung dengan saya dan dengan Gerindra. Saya bilang, 'Anda ini sekutu saya. Kalau Anda masuk ke partai saya, nanti jadi bawahan saya, saya tidak mau Anda jadi bawahan saya. Anda harus jadi sahabat saya, sekutu saya.' Tapi beliau tetap berpegang teguh beliau harus bergabung dengan partai nasional. Akhirnya setelah berbulan-bulan saya terima, beliau masuk, kita bersatu bersama insyaallah kita akan terus bersama terus membawa kebaikan pada seluruh rakyat Aceh dan rakyat Indonesia," pungkasnya.dtc