Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah akan sulit menggenjot pertumbuhan ekonomidi atas 5% hanya dengan mengandalkan infrastruktur yang sedang gencar dibangun.
Ekonom Senior Indef Nawir Messi mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh adanya infrastruktur bersifat jangka menengah dan panjang. Artinya dampaknya tidak bisa dirasakan dengan cepat.
"Infrastruktur jangka menengah jangka panjang, nggak bisa anda lihat efeknya tahun depan, dua tahun lagi. Itu jangka menengah jangka panjang. Saya setuju bahwa itu penting tapi anda nggak bisa efeknya dalam jangka pendek," kata dia di Nifarro Office Park, Jakarta Selatan, Kamis (7/2/2019).
Namun dia tidak bisa memastikan adanya infrastruktur lantas membuat pertumbuhan ekonomi bisa melesat.
Menurutnya ada sumber sumber lain pertumbuhan ekonomi yang Indonesia masih jauh ketinggalan.
"Nah di negara negara yang normal, yang perekonomiannya sudah maju, sumber pertumbuhannya lebih banyak dari ekspor sama investasi. Kita ini dua ini masih relatif sangat lemah ya," jelasnya.
Dia mengatakan selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia paling banyak masih ditopang oleh konsumsi masyarakat, dia menguasai lebih dari 50%.
"Kita lihat misalnya untuk struktur perekonomian Indonesia kan kita itu 50% lebih tumbuh dari kita belanja ya, orang orang di rumah anda belanja, kita makan, kita belanja macam macam, itu 50% sebagai sumber pertumbuhan," tambahnya.
Oleh karenanya, keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu 2014 membuat ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7% menjadi janji yang sulit dicapai hingga penghujung masa jabatan 5 tahunannya.(dtf)