Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah netizen bereaksi dengan rencana pembentukan tim independen oleh PT Aquafarm Nusantara, terkait temuan limbah ikan busuk di sekitar area operasional perusahaan ini beberapa waktu lalu.
Dalam grup WA HBB Peduli Danau Toba, berita tentang rencana pembentukan tim independen yang dimuat medanbisnisdaily.com, Kamis (14/2/2019) itu, diposting oleh Larry Hutapea, penyelam yang menemukan ikan busuk itu di dalam karung, Jumat pagi (15/2/2019). Postingan itu segera ditanggapi netizen lainnya di grup itu.
"Mereka yg buat busuk kok mereka pulak yang bentuk tim," tulis Rado Damanik di grup dan juga saat dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, Jumat (15/2/2019).
Netizen lainnya, James Siagian seorang praktisi hukum ikut menimpali dengan komentarnya yang skeptis. "Ini adalah bentuk untuk meninabobokan HBB Peduli Danau Toba".
Seperti diberitakan, PT Aquafarm Nusantara (PT AN) lewat Presiden Komisarisnya yang baru, Sammy Hamzah mengatakan akan membentuk tim independen yang ditugaskan menyelidiki lingkungan yang menyeluruh dan independen terhadap penemuan beberapa karung berisi ikan yang diduga dibuang di wilayah Sirungkungon di Danau Toba, sekitar satu kilometer dari salah satu tempat PTAN beroperasi.
Dalam surat elektroniknya yang diterima medanbisnisdaily.com, Kamis (14/2/2019) malam, Sammy mengatakan, pihaknya akan memastikan bahwa penyelidikan dilakukan dengan tegas dan kredibel.
Ia menjelaskan, sampai saat ini belum ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa karung berisi ikan yang diduga ditemukan di kawasan Sirungkungon akhir bulan lalu berasal dari operasional PT AN.
“Saya akan memastikan bahwa penyelidikan yang akan dilakukan bersifat independen dan mengungkap semua fakta seputar temuan tersebut. Tim penyelidik akan memberikan laporan dan rekomendasi bagi PT AN dan pihak-pihak berwenang yang terkait,” tutup Sammy.
Seperti diberitakan sejumlah elemen akan menggelar aksi meminta DPRD Sumut menggelar sidang paripurna meminta perusahan-perusahaan perusak Danau Toba ditutup.
Sejumlah elemen itu, antara lain WALHI Sumut, Horas Bangso Batak, Kelompok Studi dan Prakarsa Pengembangan Masyarakat (KSPPM), GMKI Sumut, Gerakan Mahasiswa Batak Toba (Gemabato) Parsadaan Toga Sahata Lumban Raja Kota Medan, Himpunan Mahasiswa Toba Samosir (Hima-Tobasa), Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Himpunan Mahasiswa dan Pemuda Simalungun (Himapsi), Koor Ama Sion HKBP Pardamean Medan dan sebagainya.
Aksi unjuk rasa itu akan digelar di DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Senin (18/2/2019) pukul 9.30 WIB. Nico Nadeak yang dikonfirmasi medanbisnisdaily.com, Kamis (14/2/2019) mengatakan, estimasi massa kurang lebih 500 orang.