Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sebanyak tiga negara anggota pengekspor minyak seperti Venezuela, Iran dan Libya turut mengerek kembali harga minyak menjadi US$ 64 per barel. Di Libya dalam beberapa hari terakhir terjadi bentrokan akibat serangan pemberontak sehingga pemerintah sempat kehilangan kendali atas Bandara Tripoli.
Negara ini menghadapi krisis keamanan yang parah menyebabkan produksi dan pasokan minyak di Libya terganggu sehingga pasar menjadi panik. Jika Libya keluar dari OPEC maka harga minyak otomatis melonjak hingga US$ 10 per barel dari level saat ini.
Sementara itu saat ini juga sedang terjadi kekacauan di Venezuela akibat sanksi administrasi yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk perusahaan minyak milik negara PDVSA. Selain itu AS juga tak melakukan impor minyak mentah sama sekali dari Venezuela sehingga terjadi penurunan tajam pada impor mingguan.
Produksi minyak di Venezuela memang terus merosot setiap harinya akibat pemadaman massal yang dilakukan. Hal ini disebut memicu krisis yang semakin parah di negara tersebut.
Gejolak dalam tubuh OPEC tersebut mempengaruhi pasokan ke negara-negara lain. Sebelumnya memang Arab Saudi telah memangkas produksi dan ekspor ke AS untuk mendorong harga jual untuk keseimbangan anggaran.
Walaupun produksi minyak di AS memecahkan rekor tertinggi, harga minyak AS telah melonjak 50% setelah sebelumnya anjlok menjadi US$ 42,53 per barel pada Natal tahun lalu. Oleh karena itu harga BBM mengalami kenaikan saat ekonomi AS mengalami perlambatan.
Head of Supply and Production S&P Global Platss Shin kim menjelaskan memang ada kenaikan pasokan minyak.
"Tapi juga ada potensi eskalasi konflik di Libya yang juga akan mempengaruhi pasokan minyak dunia," ujar Shin dikutip dari CNN, Rabu (10/4/2019).
Energy Strategist Rabobank Ryan Fitzmaurice mengungkapkan harga minyak AS sempat mencapai level tertinggi pada lima bulan terakhir yakni US$ 64,79 per barel.
"Saya tidak terkejut melihat harga minyak yang naik sampai US$ 70 sebelum musim panas," imbu dia.
Minyak mentah Brent, saat ini sudah berada di posisi US$ 71 per barel untuk pertama kalinya sejak pertengahan November tahun lalu.(dtf)