Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kepala Balai Bahasa Sumatra Utara Kementerian Pendidikan Nasional, Fairul Zabadi, mengatakan, upaya-upaya mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia di ruang-ruang publik harus terus dilakukan sebagai perwujudan menjunjung tinggi bahasa persatuan.
"Jangan sampai kita merasa asing di negeri sendiri," ucap Fairul Zabadi, saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Pelestarian Bahasa Daerah, di Gedung Seminar P4TK, Jalan Setia Budi, Helvetia, Medan, Rabu (1/5/2019).
Seminar sebagai rangkaian acara Perayaan Pekan Hari Pendidikan Nasional 2019 Tingkat Sumut ini diikuti oleh ratusan pegiat dan duta bahasa Indonesia se-Sumut.
Fairul juga mengemukan soal pelindungan bahasa daerah. Sampai saat ini, lanjutnya, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah memetakan sebanyak 652 bahasa daerah dan dari angka tersebut sebanyak 71 bahasa telah dipetakan vitalitas atau daya hidupnya.
"Hasilnya 11 bahasa telah punah seperti bahasa Nila, Bahasa Mawes, Bahasa Kayeli dan lainnya," katanya.
Menurutnya, penyebab daya hidup bahasa daerah hilang seperti perpindahan dari desa ke kota, perkawinan antar etnis, malu berbahasa daerah, serta tidak menggunakan bahasa daerah dalam keluarga.
Selain Fairul, bertindak sebagai pembicara dalam seminar itu jurnalis Benny Pasaribu yang mengetengah persoalan-persoalan penggunaan bahasa Indonesia dalam ragam jurnalistik.
Usai seminar, Balai Bahasa Sumatra Utara juga menyerahkan hadiah kepada para pemenang Sayembara Menulis Cerita Anak 2019, yakni Teja Purnama, Tiflatul Husna, Eva Mizkat, Hera Gusmayanti, Elia Nandayana Pane.