Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sudah lebih dari 20 tahun lamanya masyarakat Dusun Paluh Baru, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara hanya menggunakan jembatan darurat dari kayu hutan yang dibangun dari swadaya masyarakat. Untuk mengeluarkan hasil pertanian, mereka harus estavet/dilansir sampai pangkal jembatan. Kemudian disebrangkan dengan kereta dorong. Tentunya banyak mengeluarkan biaya.
Paling sedih, jika titi kayu itu lapuk dan patah, sepeda motor dan anak sekolah terpaksa diseberangkan dengan sampan dayung.
Menurut masyarakat di sana, sudah berulang kali dimohonkan kepada pemetintah, tetapi tidak pernah ada tanggapan, kapan titi darurat yang menghubungkan Dusun Kelantan dengan Dusun Paluh Baru itu diperhatikan pemerintah.
"Sudah 3 kali berganti Kepala Desa Pasar Rawa, setiap Rakorbang Desa diusulkan, tetapi tidak ada tanda-tanda akan turun tangannya pemerintah, kami PBB tetap bayar, tetapi pembangunan tidak merata, kami bagai anak tiri dinegeri ini," sebut Sutris, penduduk Dusun Paluh Baru selaku anggota BPD Desa Pasar Rawa, Selasa (23/7/2019).
Didampingi mantan Kepala Dusun Paluh Baru, Paidi, Sutris menceritakan, jika jembatan runtuh mereka kelabakan untuk menghimpun dana memperbaikinya.
"Mulai Pak Kades Agus Rianto, Sainun, dan Pak Bambang, titi Paluh Baru dibiarkan pemerintah. Kami atas nama warga Paluh Baru, berharap ada tersentuh hati Pak Gubernur maupun Pak Bupati untuk membangun titi Paluh Baru", pintanya.
Ditemui terpisah, Sainun dan Agus Rianto, keduanya mantan Kades Pasar Rawa, mereka mengaku telah berulangkali memohonkan titi darurat itu di rapat Musrencam.
"Rapat di Camat sudah bolak - balik diusulkan untuk pembangunan titi Paluh Baru, tetapi itu keputusannya bukan di Camat, udah ke Bupati, tetapi masih begitu aja, belum ada tanda - tanda dibangun," ungkap mereka.