Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Gunungkidul - Musim kemarau tahun ini membuat warga Dusun Jerukgulung, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan, warga rela menjual hewan ternak dan perhiasannya agar dapat membeli air tersebut.
Hal tersebut dibenarkan oleh Suginem (49), Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul. Mengingat ia juga telah menjual sebagian hewan ternaknya untuk membeli air bersih.
"Bulan Juni (2019) saya jual satu ekor kambing yang masih kecil, laku Rp 800 ribu. Saya jual karena kepentok kebutuhan," ucapnya saat ditemui detikcom di kandang ternak miliknya, Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Selasa (30/7/2019) siang.
"Terus uang hasil jual kambing saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari, khususnya beli air bersih per tangki itu, satu tangki isi 6.000 liter (air bersih) harganya Rp 120 ribu," imbuh Suginem.
Menurut Suginem, menjual hewan ternak saat musim kemarau sudah menjadi kegiatan rutin warga Dusun Jerukgulung saat musim kemarau. Hal itu karena sebagian besar warga Jerukgulung berprofesi sebagai petani, dan saat musim kemarau datang mereka tidak memiliki penghasilan karena tidak bercocok tanam.
"Kalau musim kemarau kan sulit air, jadi ya tidak bisa bertani dan otomatis tidak ada pemasukan, karena itu jual kambing. Apalagi dari bulan April sampai sekarang saya sudah habis enam tangki air bersih," ucapnya.
"Dan untuk mengisi waktu luang ya ngeruki lethong (mengumpulkan kotoran hewan ternak) untuk pupuk, nanti dipakai saat musim tanam," sambung Suginem.
Tidak hanya hewan ternak, Suginem mengaku sempat menjual perhiasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membeli air bersih. Mengingat dalam 2-3 minggu keluarganya harus membeli lagi satu tangki air bersih.
"Untuk sementara hewan ternak saya masih ada, tapi kalau sudah habis dijual ya nanti terpaksa jual emas lagi," ucapnya.
Pantauan detikcom, lokasi Dusun Jerukgulung berada di perbukitan bertanah gersang. Sedangkan akses menuju Dusun tersebut hanyalah jalan cor blok dengan kontur naik turun.
Hal senada juga diungkapkan oleh Warsinem (46), bahkan saat ini hewan ternaknya sudah habis dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, khususnya air bersih. Menurutnya, air bersih menjadi hal yang mewah di Dusun Jerukgulung.
"Saya punya beberapa kambing, dan yang terakhir sudah saya jual Bulan Juni seharga Rp 1 juta, bisa laku Rp 1 juta karena ukurannya agak besar," katanya saat ditemui di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Selasa (30/7/2019).
"Uangnya itu ya untuk beli air, karena sebulan satu tangki itu tidak cukup dan saya sudah habis enam tangki," imbuh warga Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul ini.
Bukan tanpa alasan, mengingat anggota keluarganya terdiri dari lima orang. Terlebih setiap pagi kelima orang itu membutuhkan satu ember untuk mandi.
"Biasanya kalau jual hewan ternak uangnya disisihkan untuk beli anakan (hewan ternak) lagi. Tapi karena kebutuhannya banyak jadi tidak beli anakan, mungkin nanti jual emas dulu buat beli anakannya," katanya.
Sementara itu, warga Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul lainnya, Endang Sumpeni (51) menyebut bahwa warga mulai menjual hewan ternak sejak bulan Februari 2019. Hal itu untuk cadangan air bersih menjelang musim kemarau.
"Karena di dusun kami tidak ada sumber mata air, ada dua telaga saja sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Bagaimana tidak? Telaganya itu baru terisi air kalau pas hujan deras selama dua hari, dan sehari kemudian airnya sudah habis," ucapnya saat ditemui di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Selasa (30/7/2019).
Pantauan detikcom, salah satu Telaga di Dusun Jerukgulung memang tampak telah beralih fungsi sebagai lahan pertanian. Selain itu, tanah di sekitar telaga yang berada tepat di belakang balai dusun tampak meranggas.
Kendati demikian, Endang mengaku sampai saat ini belum menjual hewan ternak atau barang berharganya untuk membeli air. Hal itu karena masih ada beberapa bantuan air bersih dari pihak swasta, meski satu tangki diperuntukkan untuk dua Kepala Keluarga (KK).
"Kalau saya sampai saat ini masih belum jual apa-apa, tapi uang hasil buruh dan sedikit tabungan sudah terpakai untuk beli air bersih," ujarnya.
Karena itu, ia berharap pemerintah memberi bantuan air bersih di setiap Dusun. Dimana dengan adanya truk tangki air itu warga dapat membeli air tanpa harus bergantung kepada pihak kecamatan.
"Harapannya truk tangkinya di Kecamatan (Rongkop) itu ditambah karena hanya ada satu truk, kalau bisa setiap Dusun ada truk tangkinya. Jadi meski kita beli air bersih kan lebih ringan (karena punya truk tanki sendiri untuk membeli air bersih di Dusun Jerukgulung)," katanya. dtc